NASA: Dunia Sedang Kehabisan Air

Ilustrasi Air
Sumber :
  • chem-is-try.org
VIVA.co.id
Teknologi Baru NASA Ini Cepat Deteksi Kebakaran Hutan
- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebutkan dunia saat ini sedang terancam kehabisan air. Data pengamatan satelit NASA menunjukkan lapisan bawah tanah yang mengalirkan air (akuifer) di bawah permukaan bumi sedang terkuras. Hal ini menjadi peringatan bagi para warga dunia.

2060, Dunia Terancam Kekurangan Air

Dikutip dari
Jangkau Nasabah Pedesaan, BRI Akan Luncurkan Satelit
Chicagotribune, Kamis 18 Juni 2015, data survei satelit menunjukkan 21 dari 37 akuifer terbesar di dunia, yang terletak dari India dan Tiongkok sampai AS dan Prancis, telah berada dalam kategori kritis. Air pada akuifer tersebut tengah terkuras. Sementara 13 dari total akuifer itu dikategorikan dalam tingkat yang sedang bermasalah.

"Situasi ini cukup kritis," ujar Jay Famiglietti, ilmuwan senior air di Jet Propulsion Laboratory NASA yang juga peneliti utama studi.


Peringatan penting itu disampaikan dengan mempertimbangkan untuk mengumpulkan dan mengisi ulang perlahan cadangan air itu, akuifer butuh waktu ribuan tahun. Studi mengatakan dengan banyaknya pengeboran air di seluruh dunia dari lapisan akuifer ini, menyebabkan akuifer mengalami tekanan.


Tentunya ini mengancam ketersediaan air dunia, sebab akuifer bawah tanah memasok 35 persen air yang digunakan manusia seluruh dunia.


Studi juga menemukan sebagian besar cadangan air akuifer memiliki 'ketidakpastian berlipat'.


"Tabel air menurun di seluruh dunia. Tidak ada persediaan air yang tak terbatas," kata Famiglietti.


Dalam menjalankan studi, peneliti NASA menggunakan satelit GRACE. Satelit ini mengukur waduk air tanah tersembunyi di bawah tanah dengan cara yang sama pada studi sebelumnya.


Satelit mendeteksi perubahan halus dalam tarikan gravitasi permukaan bumi. Diketahui air sangat berat dan mengarahkan tarikan yang lebih besar pada pesawat ruang angkasa yang mengorbit. Studi itu mengamati perubahan tingkat air akuifer dalam satu dekade mulai 2003-2013.


Studi yang dipimpin ilmuwan University of California Irvine, AS itu menunjukkan beberapa waduk terkuras cadangan air bawah tanahnya. Di antaranya yaitu Waduk Canning di ujung barat Australia, yang menempati posisi ketiga cadangan akuifer yang paling menipis ketiga di dunia. Beruntung pada waduk besar Australia lainnya, Waduk Artesian di sebelah timur dikategorikan air akuifer yang sehat.


Studi juga menemukan kemungkinan terkurasnya air bawah tanah di Waduk Canning adalah akibat aktivitas pertambangan. Seperti diketahui aktivitas pertambangan adalah aktivitas yang melibatkan air secara intensif.


Sedangkan di AS, air akuifer di Central Valley California merupakan akuifer yang paling bermasalah. Air pada area cadangan itu terkuras untuk mengairi ladang pertanian di California. Sementara otoritas daerah itu baru tahun lalu mengelurkan aturan pengelolaan air tanah.


Akuifer lain yang dimasukkan dalam kondisi yang negatif yaitu akuifer Atlantik dan Gulf Coastal Plain, yang berlokas di Florida dan Pantai Teluk Amerika.


Familglietti berharap temuan ini akan memacu penelitian lebih lanjut tentang masa depan air tanah yang tersisa di bawah permukaan bumi.


"Kita perlu fokus memikirkan bersama-sama bagaimana mengelola air tanah, karena kita sedang kehabisan," ujar dia.


Hasil studi ini telah diterbitkan di jurnal
Water Resources Research.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya