Terungkap, Rahasia Leher Panjang Jerapah

Jerapah, salah satu hewan yang digemari di Ragunan.
Sumber :
  • VIVAnews/Maryadie

VIVA.co.id – Tim peneliti Amerika Serikat mengungkapkan rahasia anatomi tubuh jerapah. Tim peneliti berhasil menemukan rahasia penyebab leher bisa panjang bermeter-meter.

Dikutip dari Scientific American, Kamis 19 Mei 2016, tim peneliti menemukan gen yang bertanggung jawab atas panjangnya leher jerapah tersebut. Hal itu diketahui, setelah peneliti mengurutkan gen jerapah dan kerabat terdekatnya, Okapi.

Dalam penelitian, tim peneliti menganalisa materi genetik dari dua jerapah Masai, Kenya (Giraffa camelopardalis tippelskirchi), yang berasal dari Masai Mara National Reserve, Kenya, dan satunya lagi dari Kebun Binatang Nashville, Tennessee, Amerika Serikat.

Peneliti juga membandingkan dengan gen hewan okapi (Okapia johnstoni) dari Pusat Konservasi White Oak di Yulee, Florida, AS. Tak hanya itu saja, peneliti juga membandingkan gen kedua hewan itu dengan lebih dari 40 mamalia lain meliputi sapi, domba sampai manusia.

Kemudian, tim peneliti menemukan 70 gen yang menunjukkan adaptasi yang tidak terlihat dalam mamalia lain. Dua pertiga kode gen untuk protein tersebut dikatakan terkait dengan pengaturan berbagai aspek pengembangan fisik dan fisiologi, khususnya pada tulang dan sistem yang terkait dengan jantung.

Peneliti menemukan empat dari gen tersebut terkait dengan pengembangan tulang belakangan dan kaki. Salah satunya adalah gen 'homeobox'.

"Apa yang membuat unik, yaitu hanya (adaptasi) dengan gen tersebut  dan mengubah (anatomi) mereka (jerapah) dengan cara halus," kata salah satu peneliti, Douglas Cavener dari Penn State University, University Park, Pennsylvania, AS.

Beberapa gen tertentu diidentifikasi terlibat dalam pengaturan pembangunan tulang belakang dan sistem jantung. Hal ini, kata Cavener, berarti ada mutasi sejumlah kecil gen yang bertanggung jawab atas adaptasi jerapah. Peneliti mengatakan bentuk adaptasi jerapah itu berupa leher panjang dan sistem jantung yang kuat secara pararel.

Polda Bali Gelar Nobar Semifinal Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Gedung Presisi

Menariknya, studi menemukan gen yang sama tidak berperan mengadaptasi tubuh pada evolusi hewan lainnya.

Namun, peneliti masih penasaran, tidak puas. Mereka berencana untuk menguji hubungan mutasi tulang belakang dan kaki itu pada tikus, dengan menggunakan teknik editing gen. "Gen ini apakah akan membuat leher panjang pada tikus," ujar peneliti penasaran.

Belum Minat Bawa Mobil Hybrid, BYD Masih Fokus Jualan Kendaraan Listrik

Hasil penelitian gen jerapah itu mendapat sambutan yang positif dari peneliti Genomics Institute, University of California, Santa Cruz, AS.

"Ini adalah salah satu pertunjukkan indah dari kekuatan perbandingan genom untuk menghubungkan evolusi spesies binatang di planet ini," kata David Haussler, direktur Genomics Institute.

Astra International Cetak Laba Bersih Rp 7,46 Triliun di Kuartal I-2024

Haussler mengatakan, studi perbandingan itu juga bisa menghubungkan ke kejadian molekuler yang mendukung keragaman luar biasa dari mahluk yang ada di Bumi. Studi ini telah diterbitkan dalam Nature Communications, terbitan 17 Mei. (asp)

Juru Bicara MK, Fajar Laksono.

MK Ungkap Alasan Arsul Sani Boleh Tangani Sengketa Pileg PPP meski Tak Ikut Memutus

Hadirnya Arsul Sani dalam menangani sengketa Pileg 2024 itu berdasarkan Rapat Permusyawaratan Hakim.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024