Alasan Mendasar Pertumbuhan Belanja Modal Selalu Lebih Rendah

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani.
Sumber :
  • M Yudha Prastya.

VIVA – Kementerian Keuangan berencana memperbesar porsi anggaran belanja modal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2020. Hal itu, demi memenuhi keinginan Presiden Joko Widodo supaya investasi bisa tumbuh kencang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Jabatan Menteri era Jokowi Habis Oktober, Ini Kata Bahlil soal Target Investasi Rp 1.650 triliun

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, laju pertumbuhan belanja modal dari tahun ke tahun selama 2014 hingga 2019, hanya sebesar 4,1 persen, jauh di bawah pertumbuhan belanja barang yang rata-rata sebesar 14,3 persen, serta belanja pegawai yang sebesar 9,5 persen per tahun.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani mengatakan, sulitnya meningkatkan pertumbuhan belanja modal dibanding belanja lainnya selama ini, karena keterbatasan fiskal yang dimiliki pemerintah. Sementara itu, kebutuhan pendanaan belanja lainnya juga penting dilakukan.

Sukanto Tanoto Disiapkan Lahan Investasi di IKN, Initip Gurita Bisnisnya

"Kan, kita juga butuh untuk belanja-belanja yang memang harus dipertimbangkan, kita danai, seperti untuk belanja pegawai kemudian juga subsidi, TKDD (Transfer ke Daerah dan Dana Desa). Sehingga, memang dengan basis yang sudah naik tadi memang menyebabkan belanja modal ini peningkatan ini tidak secepat di 2015," kata dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis 27 Juni 2019.

Di samping itu, lanjut dia, belanja modal memiliki pola pembiayaan berjangka panjang, atau multiyears. Misalnya, untuk proyek-proyek besar seperti jalanan, kereta api, maupun irigasi yang pendanaannya bisa lebih dari lima tahun sehingga harus diperbarui kebutuhannya setiap tahun.

Investasi Hilirisasi Turun Jadi Rp 75,8 Triliun di Kuartal I-2024

Selain itu, proses pencairan dananya juga dikatakannya tidak semudah proses untuk belanja modal dan pegawai karena pemenuhan administrasinya harus disesuaikan dengan perencanaan yang matang dengan jangka waktu yang juga tidak sebentar atau hanya dalam setahun.

"Nah, ini butuh meknismenya tidak sesimpel yang kayak belanja lain yang bisa langsung digelontorkan. Kadang-kadang dibutuhkan lebih dari setahun, makanya kadang-kadang harus dikontrakkan lagi. Itu tantangannya," jelas dia.

Karena itu, dia mengaku saat ini, pemerintah sedang berusaha menghitung secara lebih rinci lagi peningkatan porsi belanja modal tersebut untuk APBN 2020. Dia mengaku belum bisa membeberkan potensi besaran kenaikan yang bisa direalisasikan nantinya.

"Nanti, dilihat kemampuan fiskal. Tentunya, pemerintah sedang menghitung lagi sampai dengan update Agustus. Kemudian, Presiden akan putuskan kapasitas, untuk apa, dan mana yang akan diutamakan," tuturnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya