Drop di Tengah Corona, Bisnis Travel dan Hotel Bertahan Tanpa PHK

Ilustrasi Traveling Keluar Negeri
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Penyebaran virus corona atau COVID-19 di Indonesia membuat perekonomian menjadi terpuruk. Termasuk juga bisnis travel dan hotel ikut merasakan dampak buruknya.

Sederet Nama Konglomerat Tajir, Pemilik Hotel Mewah di Indonesia

Bisnis travel bahkan jadi salah satu bisnis yang terpukul ketika pandemi corona ini terjadi. General Manager Business Strategy Management HIS Travel Indonesia, Duma Asianna mengatakan, bisnis travel atau pariwisata salah satu sektor bisnis yang terpukul sejak adanya wabah virus corona.

“Dari segi moral dan etika, kami menghentikan kegiatan promo dan penjualan paket perjalanan ataupun tiket penerbangan. Meskipun demikian, kami terus berupaya mencari sumber income dari alternatif produk yang lain,” kata Duma lewat pesan singkat pada VIVA.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Kemudian, Duma mengatakan sejauh ini pihaknya tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan tetap dan honorer. Namun, bagi karyawan yang outsourching jumlahnya dikurangi.

“Untuk bisa survive di tengah wabah, perusahaan melakukan pengetatan pengeluaran,” katanya.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Sedangkan President Director HIS Travel Indonesia, Hideaki Oshima mengatakan awal 2020 ini menjadi tahun yang berat bagi bisnis travel. Apalagi, menyebarnya wabah corona.

“Yang membuat kami bertahan adalah keyakinan dan harapan pelanggan dan masyarakat yang masih ingin liburan lagi setelah wabah COVID-19 ini berakhir,” kata Hideaki.
 
Selain bisnis travel, bisnis hotel yang juga berhubungan dengan dunia pariwisata ikut merasakan dampak nya. Bahkan usaha bisnis hotel di Bali, ikut terkena dampak ini. Bali yang biasanya selalu ramai turis, kini ikut sepi. Perekonomian di Bali lesu termasuk usaha bisnis hotel. Meskipun pendapatan omset menyusut, tapi rata-rata mereka pengusaha hotel tidak memberhentikan karyawan di tengah pandemi corona. Salah satunya, Hotel Hard Rock Bali.

Manajer Komunikasi Hotel Hard Rock Bali, Ketut Narendra mengatakan, pihaknya telah menghentikan operasional pariwisata perhotelan sejak bulan April hingga Mei 2020 (suspend operation) mendatang. Tentu saja, mengalami penurunan omset.

“Hotel tidak beroperasi, tidak ada tamu sementara. Jadi, ada penurunan tapi angkanya belum bisa kita share,” kata Narendra kepada VIVA, Rabu 22 April 2020.

Saat ini, kata dia, pihaknya tetap melakukan penjualan dengan metode soft selling melalui electronic direct message dan media sosial Hard Rock Hotel Bali. Tujuannya, menjaga agar brand Hard Rock Hotel Bali tetap exist di kalangan followers, database dan customer.

Di samping itu, Narendra mengatakan pihaknya tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan hotel meskipun mengalami penurunan omset akibat pandemi corona. Termasuk, tidak ada pemotongan gaji karyawan.

“Karyawan hotel tidak ada yang di-PHK, tapi kerja di rumah untuk sementara ini. Sistem kerjanya tidak ada absensi, tapi tiap departement masih melakukan meeting/briefing via online. Sementara belum ada pemotongan gaji, karyawan tetap digaji dan THR pun tetap ada,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya