Siap-siap, Harga Kedelai Impor Naik karena Diborong China

Aktivitas produksi tempe di Medan dengan bahan baku kacang kedelai (ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/Putra Nasution (Medan)

VIVA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga tahu dan tempe akan kembali mengalami peningkatan akibat lonjakan harga kedelai secara internasional. Harga bahan baku tahu dan tempe ini naik akibat lonjakan permintaan dari China.

Indonesian Embassy in Beijing Exposes Bride Scam in China

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan mengatakan, harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe akan mulai bergerak naik pada kisaran Rp10.500 per kg dan berpotensi mengerek harga tahu dan tempe di tingkat pengrajin.

"Akan terjadi penyesuaian harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe dikarenakan komoditas kedelai asal Amerika Serikat ini belum memasuki masa panen," kata dia dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 20 Mei 2021.

Jalan di Guangdong China Ambles 18 Meter, Puluhan Mobil Terperosok 24 Tewas

Oke menekankan, selain karena belum masuknya masa panen kedelai di negara-negara produsen utama seperti Amerika Serikat, permintaan kedelai dari China dikatakannya juga terus mengalami kenaikan hingga 7,5 juta ton per April 2021.

"Ditengarai permintaan kedelai dari negara lain seperti Tiongkok sebesar 7,5 juta ton pada April 2021 yang berdampak pada tingginya harga kedelai dunia sampai dengan saat ini,” tutur Oke.

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Pengantin Pesanan di China, KBRI Ungkap Modusnya

Baca juga: Menko Luhut Soroti Masih Banyak Produk Impor di Katalog LKPP

Berdasarkan Chicago Board of Trade (CBOT), pada pertengahan Mei 2021, harga kedelai dunia kisaran US$15,86/bushels atau Rp10.084/kg harga akhir. Naik sekitar 11,2 persen dibanding April 2021 sebesar US$14,26/bushels atau Rp9.203/kg harga akhir.

Oke mengimbau kepada para importir agar memastikan dan menyalurkan stok kedelai secara rutin kepada seluruh pengrajin tahu dan tempe, termasuk anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Puskopti Provinsi maupun Kopti Kabupaten/Kota.

Selain itu, importir diimbau untuk memotong rantai distribusi dengan menyalurkan langsung kepada industri pengrajin. Khususnya di daerah kota/kabupaten yang dekat dengan lokasi gudang importir atau distributornya guna mendapatkan harga terjangkau di tingkat pengrajin.

“Produksi tahu dan tempe harus terus berjalan, meskipun terjadi peningkatan harga kedelai dunia sehingga masyarakat masih tetap mendapatkan tahu dan tempe sebagai sumber protein dengan harga terjangkau,” tegas Oke.

Pada periode puasa dan Lebaran tahun ini, harga kedelai menurut Oke, tetap stabil dan tidak melebihi Rp10.000 per kg. Sehingga harga tahu tetap terjaga di kisaran Rp650 per potong dan tempe Rp16.000 per kg di tingkat pengrajin.

“Kami menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas komitmen dan dukungan pelaku usaha kedelai dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pada puasa dan Lebaran 2021," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya