Pengungsi Rohingya Melarikan Diri dari Indonesia, Mengapa
- abc
Sudah beberapa hari terakhir ratusan aktivis tampak berkumpul di depan sebuah hotel di Kota Brisbane, Australia.
Mereka melakukan aksi protes setelah seorang pencari suaka bernama Farhad Rahmati dipindahkan secara paksa ke tahanan imigrasi di Brisbane.
Ada sekitar 120 pencari suaka yang ditahan di Nauru dan Pulau Manus, telah diterbangkan ke Brisbane untuk tinggal di sejumlah hotel dan apartemen dan mendapatkan perawatan medis.
Salah seorang pencari suaka asal Rohingya yang ditemui ABC, Abdul Sattar (23), membagikan kisah hidupnya sampai terdampar di hotel yang juga berkesan seperti penahanan tersebut.
Para aktivis Australia berkumpul di depan salah satu hotel di Brisbane yang dijadikan detensi imigrasi bagi 120 pencari suaka, termasuk dari Rohingya.
ABC News: Nibir Khan
"Merasa seperti anjing buangan"
Abdul Sattar menghabiskan sepertiga hidupnya di dalam pusat penahanan imigrasi di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Ia baru berusia 14 tahun ketika terpaksa meninggalkan kampung halamannya di Maungdaw, Myanmar.
"Saya tinggalkan Burma karena sudah tidak aman bagi saya," ujarnya, melalui penerjemah.
Ia mengisahkan bagaimana kerusuhan mulai merebak di tahun 2012.
"Semua pria ditangkap dan dibawa oleh tentara Myanmar. Kebanyakan yang dibawa tentara ini tidak pernah lagi kembali," ujarnya.