Dubes UE: Puncak Pandemi Covid-19 Eropa Berakhir, Kami Tetap Waspada

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket
Sumber :
  • eeas.europa.eu

VIVA – Negara-negara Eropa dinyatakan sudah melewati puncak pandemi virus corona (Covid-19). Kendati demikian, Uni Eropa – yang beranggotakan 27 negara – menyatakan tetap waspada selama vaksin Covid-19 belum tersedia dan potensi ancaman gelombang kedua penularan tetap membayangi. 

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

Demikian ungkap Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket. "Puncak pandemi sudah berakhir di Eropa. Namun kami tetap menaruh kewaspadaan yang tinggi selama belum ditemukannya vaksin dan tetap waspada akan potensi gelombang kedua [penularan]. Jadi kami sangat berhati-hati bila memperlonggar pembatasan," kata Piket dalam temu virtual dengan VIVAnews hari ini, Rabu 20 Mei 2020. 

Pernyataan Piket ini sejalan dengan penilaian lembaga The European Centre for Disease Prevention and Control bahwa transmisi virus corona sudah melewati masa puncak di 20 negara maupun wilayah Uni Eropa. Namun, lembaga itu mengingatkan agar pemerintah negara-negara yang bersangkutan untuk tidak buru-buru melonggarkan atau mencabut pembatasan sosial maupun lockdown selama kasus penularan Covid-19 masih terjadi walaupun kini tidak sebesar di bulan-bulan sebelumnya.

Kuota Eropa Lengkap! Berikut 24 Tim yang Pastikan Tiket ke Piala Dunia Antarklub 2025

Pelonggaran pembatasan sosial maupun lockdown sudah diberlakukan di sejumlah negara Eropa yang tadinya berjuang keras mengatasi pandemi, seperti Italia, Spanyol, Prancis, dan Jerman. Padahal Italia sempat mencatat jumlah kasus dan pasien meninggal akibat virus corona terbanyak di dunia pada Maret lalu, sebelum kurva penularannya menurun dan "dilampaui" oleh Amerika Serikat, Rusia, dan Inggris. 

"Negara-negara anggota Uni Eropa sudah mulai memperlonggar pembatasan saat kurva penularan menurun. Namun masih harus tetap waspada, seperti yang sudah disarankan oleh Komisioner Kesehatan Uni Eropa," ungkap Piket, yang sejak 20 November 2019 resmi menjadi Dubes UE untuk Indonesia setelah menyerahkan Surat Kepercayaan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta.

Ditambah Atletico Madrid, 22 Klub Ini Pastikan Tiket ke Piala Dunia Antarklub 2025

Walau negara-negara anggotanya memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam mengantisipasi pandemi Covid-19, Piket mengungkapkan bahwa mereka menjalin komunikasi dan koordinasi yang intensif dengan UE, yang dalam hal ini dijalankan Komisi Eropa sebagai lembaga eksekutif. "Justru peran Uni Eropa kini kian dibutuhkan oleh negara-negara anggota saat menghadapi pandemi," ujar diplomat asal Belanda itu.

Dia mencontohkan, terkait kesehatan masyarakat, UE sudah menyiapkan serangkaian kebijakan dan rekomendasi bagi pemerintah negara-negara anggota agar tidak kewalahan dalam menghadapi pandemi. "UE pun selalu siaga menyalurkan logistik alat pelindung diri bagi para tenaga medis di negara-negara anggota. Kami juga anggarkan 200 juta euro untuk riset pengembangan vaksin," ujar Piket.

Lalu para menteri keuangan sepakati menyiapkan 500 miliar euro sebagai dana darurat bila ada negara anggota yang tertimpa krisis akibat Covid-19 untuk menyelamatkan perekonomian. "Kami siapkan pula anggaran hingga 40 miliar euro untuk membantu usaha-usaha kecil dan menengah di Eropa dari dampak krisis melalui dana darurat yang disiapkan The European Investment Bank," ujar Piket.

Solidaritas Eropa

Solidaritas antar-negara anggota Uni Eropa juga telah dibuktikan dengan saling membantu walau tengah disibukkan dengan wabah di negeri masing-masing. Uni Eropa mencatat beberapa contoh, misalnya, Prancis menyumbang 1 juta masker kepada Italia, lalu Jerman mengirim 7 ton alat medis ke Italia.

Kota Bergamo di Italia dikenakan karantina massal alias lockdown akibat wabah virus Corona

Kota Bergamo, Italia, saat diberlakukan lockdown di tengah pandemi virus corona Maret 2020 (Foto: Ist)

Begitu pula Ceko memasok 10 ribu baju APD dan respirator ke Italia. Austria, Jerman, dan Luksemburg pun menerima pasien dari Italia dan Prancis. Di sisi lain, Polandia, Romania, dan Jerman mengirim bantuan tenaga medis ke rumah-rumah sakit di Italia. 

Dari luar Eropa, negara-negara tetangga bersama UE bahu-membahu dalam membantu pemulangan warga mereka dari berbagai penjuru dunia. Sudah lebih dari 500.000 warga negara anggota UE yang dibantu pulang ke negeri masing-masing dari mancanegara.  

UE juga berkomitmen menganggarkan US$20 miliar untuk mendukung negara-negara mitra di seluruh dunia dalam rangka bersama-sama memerangi pandemi virus corona secara global. 

Itu sebabnya Piket pun mengingatkan bahwa pandemi virus corona ini bukan hanya masalah Eropa saja, namun juga jadi masalah di seluruh dunia. "Diperlukan usaha global secara bersama-sama untuk mengatasi pandemi virus corona ini," lanjut Piket.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya