Logo DW

Dana Hibah UE untuk Penanganan Wabah COVID-19 di Indonesia

Imago Images/C. Ohde
Imago Images/C. Ohde
Sumber :
  • dw

Adapun skema pendanaan diakui Olivia, dilakukan sama seperti pendanaan hibah pada umumnya.

“Jadi sebenarnya pendanaan yang kemarin di berita, Rp 86 miliar itu untuk tiga skema. Ada yang dibawahi Stichting World Vision Nederland, Asosiasi Federasi Handicap International, dan Stichting Hivos. Kalau CISDI sendiri dibawahi Hivos bersama empat LSM lain, yaitu Perkumpulan Lingkaran Pendidikan Alternatif untuk Perempuan (KAPAL Perempuan), Perkumpulan Pamflet Generasi, Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK), dan Yayasan Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA),” kata Olivia.

“Untuk CISDI sendiri besarannya € 450 ribu (sekitar Rp 7,4 miliar) dan akan mengerjakan proyek berkaitan emergency response, dengan fokus public health, penguatan puskesmas dan masyarakat, gugus tugas di daerah, fokus pencegahan, dan penanganan COVID-19,” tambahnya.

Olivia menjelaskan surveilans kesehatan ini menitikberatkan pada kampanye di tingkat pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Bentuk kegiatan dari proyek yang akan mulai berjalan pada Agustus 2020 ini akan mencakup pelatihan, pendampingan, penguatan untuk tes, pelacakan kontak dari para pasien, isolasi, kampanye public awareness, pelatihan pembuatan alat pelindung diri (APD), dan sanitasi dasar.

“Jadi memang target utamanya adalah masyarakat kelompok populasi rentan yang berisiko tinggi dan kelompok-kelompok marjinal, memastikan mereka mendapatkan akses kesehatan,” papar Olivia.

CISDI akan melaksanakan proyek mengatasi wabah COVID-19 di lima provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, NTB, dan Sulawesi Selatan dengan fokus dua kecamatan dan tiga desa di tiap provinsi. (ha/hp)