Logo BBC

Benarkah Pakai Kacamata Beri Perlindungan Ekstra dari COVID-19?

(Foto ilustrasi) Seorang pendukung Kerajaan Thailand mengenakan beragam atribut dalam demonstrasi menyokong pemerintah dan kerajaan.-Reuters
(Foto ilustrasi) Seorang pendukung Kerajaan Thailand mengenakan beragam atribut dalam demonstrasi menyokong pemerintah dan kerajaan.-Reuters
Sumber :
  • bbc

Menurut Dr Lisa, mungkin ada faktor-faktor lain yang tidak dipertimbangkan oleh peneliti studi yang menyebabkan jumlah pasien Covid-19 yang memakai kacamata lebih sedikit di rumah sakit tersebut.

"Ini yang kita sebut variabel perancu, sesuatu yang tidak diukur oleh studi tersebut. Studi ini melihat nampaknya ada asosiasi antara memakai kacamata dan terlindungi dari virus corona.

"Mungkin ada alasan lain, seperti seseorang [yang memakai kacamata] berusia tua atau memiliki kondisi kesehatan lain yang menyebabkan mereka, secara umum, lebih berhati-hati agar tidak terekspos penyakit," kata Dr Lisa.

Selain itu, studi ini juga memakai data pemakai kacamata karena rabun jauh berdasarkan survei yang dilakukan bertahun-tahun lalu.

"Mereka melihat populasi [pemakai kacamata] dengan covid-19 di sebuah rumah sakit pada Maret tahun ini, namun data [pemakai kacamata] di masyarakat diambil dari wilayah lain di China bertahun-tahun lalu.

"Lebih baik jika studi ini membandingkan data pemakai kacamata di masyarakat dalam waktu dan lokasi geografi yang berjarak lebih dekat," jelas Dr Lisa.

Selain itu, Dr Lisa mengatakan bahwa ada resiko tambahan yang perlu diperhatikan oleh pemakai kacamata dan alat perlindungan mata lainnya.

"Setiap kali Anda memakai perlindungan mata, terutama kacamata medis [goggle], Anda membawa tangan Anda dekat dengan mata ketika Anda memakai atau melepasnya, secara teori itu dapat meningkatkan resiko menyentuh mata Anda, di mana Anda mungkin akan tertular virus corona, terutama jika Anda belum mencuci tangan," imbuh Dr Lisa.

Bagaimana virus corona masuk lewat mata?

Dr Tonang Dwi Ardyanto, pakar biologi molekuler dan jubir satgas Covid-19 dari Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, Jawa Tengah, mengatakan bahwa virus corona bisa masuk melalui mata, meskipun tingkat penularannya tidak setinggi jika melalui hidung dan mulut.