Didemo Puluhan Ribu Rakyat, PM Thailand Ogah Mundur

Perdana Menteri Thailand, Jenderal Prayut Chan Ocha
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Wisnu Widiantoro

VIVA - Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha, menegaskan bahwa dia tidak akan mengundurkan diri dari jabatannya meskipun aksi unjuk rasa masyarakat terus berlangsung sejak tiga bulan terakhir.

61 Killed Over Heatwave in Thailand so far This Year

Pemerintah Thailand telah menetapkan keadaan darurat dan mengeluarkan larangan berkumpul lebih dari lima orang, untuk menghentikan demonstrasi. Namun, sejak Kamis malam kemarin hingga hari ini, puluhan ribu orang memadati pusat Kota Bangkok untuk melanjutkan unjuk rasa.

"Saya tidak akan berhenti. Pemerintah harus menggunakan peraturan darurat. Kami harus melanjutkan karena situasinya berubah menjadi kekerasan. Ini akan berlaku 30 hari atau kurang, jika situasinya sudah mereda," kata Prayuth, yang dilansir Al Jazeera, JumatĀ 16 Oktober 2020.

Sukses di Thailand, Film How to Make Millions Before Grandma Dies Bakal Tayang di Indonesia

Baca juga: Redam Demo Anti-Pemerintah, Thailand Terbitkan Larangan Berkumpul

Demonstrasi yang dipimpin mahasiswa sejak Juli lalu tidak hanya diarahkan pada Prayuth, tetapi juga kepada Raja Maha Vajiralongkorn.

Cuaca Panas di Thailand Kian Mengkhawatirkan, Tewaskan 61 Orang Sepanjang 2024

Pemerintah Thailand memberlakukan peraturan darurat sejak Kamis kemarin. Ini artinya aparat keamanan diberikan otoritas untuk menangkap demonstran tanpa surat perintah, dan menyita peralatan komunikasi elektronik, data hingga senjata. Pesan online yang mengancam keamanan nasional juga dilarang.

Terlepas dari pengumuman tersebut, puluhan ribu orang Thailand berkumpul di antara pusat perbelanjaan dan hotel mewah Bangkok pada Kamis malam untuk melanjutkan perjuangan mereka untuk reformasi.

Prayuth mengatakan deklarasi darurat itu diperlukan karena "kekerasan" dan "insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya" selama unjuk rasa awal pekan ini. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya