Logo DW

Akankah Arab Saudi Jadi Medan Pertempuran Drone Berikutnya?

Mosa"ab Elshamy/AP Photo/picture alliance
Mosa"ab Elshamy/AP Photo/picture alliance
Sumber :
  • dw

Fenomena baru

Ini adalah fenomena yang sangat baru, ujar Hamdi Malik, peneliti yang berbasis di London di Washington Institute for Near East Policy, yang berfokus pada kelompok paramiliter Irak. "Kami belum pernah mendengar kelompok Irak ini mengklaim serangan atas wilayah ini sebelumnya," katanya.

Dalam setahun terakhir, semakin banyak grup baru bermunculan dari grup PMF yang lebih besar di Irak. "Metodenya adalah dengan membuat kelompok palsu, mengklaim serangan menggunakan identitas kelompok ini, dan dengan demikian menutupi peran (milisi yang telah mapan) dalam serangan itu," demikian ungkap analis Michael Knights dalam laporan untuk Pusat Pemberantasan Terorisme di akademi militer AS West Point pada Oktober 2020.

Meskipun semua kelompok tersebut berikrar setia kepada Iran, mereka memiliki tujuan politik yang berbeda.

Serangan drone 'tidak dapat dilakukan tanpa izin Iran'

"Namun ketika ada serangan terhadap negara lain [seperti yang terjadi saat itu], itu tidak dapat dilakukan tanpa izin Iran karena potensi konsekuensinya sangat besar bagi Irak dan Iran," kata Malik.

Serangan lain yang dilakukan oleh kelompok milisi baru Irak ini terkadang mendapat kecaman dari rekan-rekan mereka, atau bahkan diabaikan. Tetapi drone bunuh diri di Riyadh mendapatkan komentar dan dirayakan oleh semua paramiliter loyalis Iran. Bagi Malik, tanggapan serupa ini menunjukkan bahwa serangan pesawat tak berawak kemungkinan besar disetujui oleh Iran.