Logo ABC

Australia Masih Kekurangan Pekerja Terampil padahal Banyak Migran

Nades dan Priya Murugappan yang datang dengan perahu sebagai migran ilegal akan lebih diterima bila mereka datang menggunakan visa pekerja trampil. (Supplied: Change.org)
Nades dan Priya Murugappan yang datang dengan perahu sebagai migran ilegal akan lebih diterima bila mereka datang menggunakan visa pekerja trampil. (Supplied: Change.org)
Sumber :
  • abc

Selama bertahun-tahun, para politisi sudah memperketat penjagaan perbatasan hingga mengancam untuk mengusir kapal pembawa migran gelap atau menjatuhkan ancaman penjara.

Namun, kenyataannya, aturan keras ini telah diterapkan bagi mereka yang paling tidak bisa membela diri sendiri: yang paling miskin dan lemah.

Saat Australia bersikap keras terhadap pengungsi, negara itu telah "membuka pintu" bagi banyak migran setiap tahunnya, dan merupakan salah satu negara dengan program imigrasi terbanyak di dunia.

Setiap minggu sekitar empat ribu warga baru tiba di Australia, utamanya di dua kota terbesar di sana, Melbourne dan Sydney.

Namun setelah bertahun-tahun migrasi massal ini terjadi, Australia masih kekurangan tenaga twrampil.

Pemetik buah, pekerja restoran, barista adalah beberapa contoh jenis pekerjaan yang sangat dibutuhkan.

Hampir setiap hari ada pernyataan dan seruan agar Australia membuka diri untuk menerima kedatangan internasional walau di tengah pandemi COVID-19.