Logo BBC

Ratu Soraya Penguasa Afghanistan Pertama Angkat Hak-hak Perempuan

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

"Ratu Soraya, dengan gaya berpakaian ala Eropa dan pergi berkuda bersama suaminya, memiliki gelar kehormatan dari Universitas Oxford," ujar wartawan Al Jazeera, Tanya Goudsouzian, pada 2014.

Baca juga:

Ibunya, Asma Rasmiya Tarzi, yang lahir di Suriah, adalah pemilik majalah perempuan pertama di Afghanistan yang banyak menampilkan sosok perempuan sukses sepanjang sejarah dan kisah-kisah perempuan yang terhormat dalam Islam.

Majalah tersebut bernama Ershad-I-Niswan, yang berarti "Pedoman untuk Kaum Perempuan". Putrinya tak hanya membantu kelahiran majalah itu, pada 1927, dia juga mengkampanyekan konten soal kesetaraan gender di dalamnya.

Kesuksesan majalah ini diikuti oleh sejumlah majalah khusus perempuan lain setelahnya.

Kunjungan ke Eropa

Pada 1927-1928, Ratu Soraya dan suaminya berkunjung ke Eropa — sebuah perjalanan mahal selama enam bulan yang menjadi kontroversi di Afghanistan.

Raja Afghanistan
Getty Images
Raja Afghanistan disambut hangat di Paris.

Sepulangnya dari Eropa, pasangan ini mencoba menerapkan sejumlah reformasi sosial dan budaya yang mereka lihat selama perjalanan tersebut.

Namun beredarnya foto-foto Soraya tanpa kerudung dan dalam acara makan malam bersama laki-laki asing, kata Ahmed-Ghosh, memicu reaksi keras dari negaranya. Dalam beberapa acara tersebut, Goudsouzian menambahkan, Soraya tampak mengenakan gaun malam tanpa lengan.

"Para mullah konservatif dan pemimpin regional menafsirkan foto-foto tersebut, juga perjalanan keluarga kerajaan, sebagai pengkhianatan terang-terangan budaya, agama, dan `kehormatan` perempuan di negara mereka," kata Ahmed-Ghosh.

Beberapa sumber mengatakan kalau foto-foto ini telah dimanipulasi dan bahwa Inggris sengaja membagikannya ke negara kesukuan tersebut untuk menciptakan kekacauan.