Logo BBC

Maya Ghazal, Perempuan Suriah Pertama yang Jadi Pilot di Inggris

Maya Ghazal berharap kisahnya dapat menginspirasi banyak pengungsi lain. UNHCR/ Andrew McConnell/BBC Indonesia
Maya Ghazal berharap kisahnya dapat menginspirasi banyak pengungsi lain. UNHCR/ Andrew McConnell/BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Maya Ghazal adalah satu dari jutaan orang yang harus mengungsi dari Suriah karena perang saudara. Keluarganya mendapatkan suaka di Inggris enam tahun lalu, namun dia sempat mengalami kesulitan untuk mengenyam pendidikan. Kini, dia memiliki ijazah sebagai pilot dan Goodwill Ambassador untuk Badan Pengungsi PBB.

"Setiap kali naik pesawat, saya merasa sangat bersemangat Saya adalah seorang pilot sekarang. Betapa gila pencapaian ini. Saya adalah orang yang dulu ditolak oleh banyak sekolah."

Maya Ghazal meninggalkan Damaskus bersama ibu dan saudara-saudaranya saat usianya 16 tahun. Mereka berangkat ke Inggris, di mana ayahnya sudah terlebih dulu berada.

Enam tahun kemudian, Maya adalah pengungsi Suriah pertama yang memenuhi syarat untuk mendapatkan lisensi pilot pesawat pribadi, dan kini menjalani pelatihan untuk lisensi pilot pesawat komersial.

Namun jalan yang harus dilaluinya terjal dan berliku.

Ketika pertama kali tiba di Birmingham, Maya berharap bisa melanjutkan pendidikan. Tapi ia mengaku kesulitan masuk ke sekolah.

"Mungkin karena begitu mereka mengetahui bahwa saya dari Suriah, mereka pikir saya tak berpendidikan atau datang ke Inggris secara ilegal. Padahal tidak begitu," kata perempuan 22 tahun itu kepada BBC.

Patah hati

Ketika Maya tiba di Inggris, dia tidak diwajibkan untuk menempuh pendidikan lanjut atau mendapatkan pelatihan, karena usianya sudah lebih dari 16 tahun.

Dia juga telah menyelesaikan pendidikan menengah di Suriah, sehingga tak ada kewajiban bagi sekolah-sekolah di Inggris untuk menerimanya.

Maya holding control of the plane
UNHCR/ Andrew McConnell
Maya mengaku penerbangan pertamanya sangat tidak menyenangkan.