Logo ABC

Ini Yang Terjadi Jika Seseorang Ditangkap atas Terorisme di Australia

Imran, yang namanya disamarkan untuk melindungi identitasnya, berbicara kepada media untuk pertama kalinya mengenai penangkapannya atas tuduhan terorisme. (Background Briefing: Emma Machan)
Imran, yang namanya disamarkan untuk melindungi identitasnya, berbicara kepada media untuk pertama kalinya mengenai penangkapannya atas tuduhan terorisme. (Background Briefing: Emma Machan)
Sumber :
  • abc

Uang tersebut dikirimkan ke kakaknya, namun Imran juga mendukung digulingkannya rezim Assad dan menyuruh kakaknya untuk menggunakan uang tersebut untuk keperluan ini bila dibutuhkan.

Dari waktu ke waktu, uang yang terkirim mencapai angka $US44,000 (lebih dari Rp635 juta) untuk menutup pengeluaran kelompok empat pria tersebut selama setahun.

"Sesederhana itu. Tidak peduli apakah Anda orang Islam, Yahudi, atau Kristen, atau ateis. Keluarga adalah keluarga," ucap Imran.

"Kakak saya meminta bantuan. Saya membantunya. Sesederhana itu saya melihatnya."

Imran menekankan seandainya kakaknya tidak seputus asa itu, ia tidak akan mengirim uangnya. Sampai ketika kakaknya meninggal di Suriah, Imran tidak lagi mengirim uang ke luar negeri. Ia mengatakan tidak ada maksud apa pun untuk membantu mendanai jihad.

"Konflik Afganistan sudah ada sejak 2001. Konflik Irak sudah ada sejak 2003. Di mana-mana sudah ada konflik yang berkaitan dengan Muslim dan jihad serta perang dan lainnya selama berpuluh-puluh tahun," katanya.

"Mengapa harus menunggu sampai tahun 2014 untuk mulai mulai berkomitmen untuk mendukung jihad?"

Masalahnya, Imran tahu bahwa perbuatannya melanggar hukum dan tidak mengawasi bagaimana uang yang ditransfernya akan digunakan.

"Terlepas benar atau salah, sekarang saya mengerti kalau kakak saya terhitung sebagai pendukung ketika itu. Jadi, seharusnya saya tidak melakukan hal itu."

Masalah Imran terkait hukum ini semakin parah ketika ia menolong seorang pria lain menarik uang untuk membantu perjalanannya ke Suriah. Pria ini ditangkap basah oleh petugas Imigrasi di bandara. Paspornya langsung dinonaktifkan.

Pria ini juga semakin diradikalisasi dan mulai terhubung dengan penjara di Sydney yang ada hubungannya dengan ISIS. Ia ditemukan mengibarkan bendera ISIS dan menyimpan senjata, seperti busur dan anak panah, senapan, pisau, dan bensin 10 liter yang dapat digunakan untuk membuat bom Molotov.

Pria tersebut dituduh merencanakan serangan terorisme di Australia dan dipenjara 17 tahun.