Logo ABC

Baju Shein Asal China Naik Daun Pesat, Nasib Pekerja Memprihatinkan

Pihak penyidik Public Eye menemukan bahwa pekerja Shein sering bekerja hingga larut malam di Guangzhou, China. (Supplied: Public Eye)
Pihak penyidik Public Eye menemukan bahwa pekerja Shein sering bekerja hingga larut malam di Guangzhou, China. (Supplied: Public Eye)
Sumber :
  • abc

Lizzie Cao yang berusia 20 tahun adalah seorang mahasiswi yang juga 'influencer' dengan pengikut lebih dari 168.000 di TikTok.

Produk Shein pertama kali muncul di akun TikTok-nya dua tahun yang lalu.

"Ketika TikTok sangat terkenal di tengah karantina dan lockdown, semua orang melakukan 'Shein haul'," ujar Lizzie.

"Saya jadi ikut tren tersebut dan mulai membeli produk Shein dalam jumlah besar. Saya sebenarnya tidak membutuhkannya, tapi harganya yang murah cukup menggoda."

"Akhirnya saya harus menyumbangkan pakaian saya ke Vinnies [toko barang bekas] atau dibuang," ujarnya.

"Kualitas barangnya tidak sebagus itu, kita hanya memperoleh kepuasan sementara atau terbawa sensasi barang keren dengan harga murah," ujarnya.

"Namun tren ini cepat berlalu dan kita tidak membutuhkannya lagi."

Menyisakan 20 juta sampah

Shein dan perusahaan fesyen sejenisnya sangat tergantung pada manufaktur di China.