Logo ABC

Alasan RI Tetap Undang Rusia ke G20 Meski Diprotes Negara Lain

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam sebuah pertemuan di Rusia tahun 2016. (Supplied: Reuters/Sergei Karpukhin)
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam sebuah pertemuan di Rusia tahun 2016. (Supplied: Reuters/Sergei Karpukhin)
Sumber :
  • abc

Salah satu temuannya adalah kebanyakan orang Indonesia mendukung demokrasi, tetapi mereka juga menghormati pemimpin otoriter luar negeri.

Empat dari 10 memiliki kepercayaan pada Presiden Rusia Vladimir Putin (40 persen), lebih dari kepercayaan pada Perdana Menteri Australia Scott Morrison (38 persen).

“Dari polling ini ada beberapa hal yang tidak bisa kami simpulkan, tapi menurut saya relevan, bahwa orang Indonesia cenderung berpihak pada orang kuat, seperti Prabowo, Duterte, atau Putin,” kata Evan Laksmana yang terlibat dalam penelitian tersebut.

"Hal lain yang relevan tetapi tidak dapat kami ukur dalam survei adalah sentimen anti-Barat.

“Jadi ini bukan tentang orang yang cinta Putin atau orang Indonesia tidak tahu ada invasi, tapi karena Putin dipandang anti NATO dan anti Barat jadi harus didukung, karena kita juga tidak percaya negara-negara Barat setelah apa yang terjadi di Irak dan Afghanistan."

Senada dengan Evan, Bonnie Triyana mengatakan bahwa sentimen anti-Barat dapat menjadi salah satu faktor dukungan Indonesia untuk Rusia.

Pada saat yang sama, ia menambahkan ada beberapa sentimen anti-Rusia yang tersisa sejak kudeta 1965 dan pembunuhan massal simpatisan komunis di Indonesia.

“Partai Komunis Indonesia dituduh sebagai dalang kudeta yang menempatkan Rusia sebagai negara komunis di bawah stigma yang sama,” katanya.

"Kita tahu bahwa [sejak itu] kebanyakan orang Indonesia tidak suka komunisme... tapi label komunis bisa langsung dilupakan karena Rusia dipandang sebagai musuh AS. Jadi ini bukan tentang Ukraina, melainkan tentang NATO dan Barat, negara-negara yang sedang diperangi Rusia."

Indonesia harus memiliki strategi yang jelas di balik undangan tersebut

Evan Laksmana menyayangkan sikap awal Indonesia yang tidak berani melawan invasi tersebut.