Para Ahli Khawatir Dampak Pembuangan Air Limbah Nuklir Jepang ke Laut

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Sumber :
  • Pixabay.

Jakarta – Pemerintah Jepang memutuskan untuk membuang air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak menuju ke Samudera Pasifik. Pembuangan tersebut telah memasuki gelombang ketiga.

Krisis Populasi Jepang: Setengah Perempuan Muda Hilang di 40 persen Wilayah pada 2050

Mengenai pembuangan air limbah nuklir tersebut, Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan dan Manajemen Pesisir pada Pusat Riset Iklim dan Atmosferm BRIN, Widodo Setiyo Pranowo mengemukakan, perlu diwaspadai dan dikaji oleh pemerintah Indonesia.

Widodo mengatakan, pemerintah harus mencari tahu secara aktif bentuk dari limbah yang telah dibuang ke laut karena bentukan limbah itu sangat mempengaruhi potensi pencemaran pada ekosistem kelautan.

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Para aktivits melakukan aksi protes tindakan Jepang melepaskan limbah air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik, Busan, Korea Selatan.

Photo :
  • ANTARA FOTO/REUTERS/Minwoo Park/hp/aa.

"Kekhawatiran yang pertama, apabila limbah nuklir dalam bentuk cair (liquid) maka probabilitas disebarkan oleh arus kemudian mencemari ke mana-mana bisa terjadi," kata Widodo dikutip Senin, 13 November 2023.

5 Negara Paling Tidak Ramah Vegetarian di Asia, Ada Korea Selatan dan Jepang

Menurut Widodo, apabila limbah nuklir sudah ditempatkan pada drum atau kontainer tertutup rapat, maka pertanyaan riset yang muncul adalah kontainer/drum tersebut dibuang ke dasar laut dengan kedalaman berapa kilometer.  "Dikhawatirkan, drum/kontainer bisa leaking karena mendapatkan tekanan yang melebihi kapasitasnya, kemudian terjadi kebocoran," kata Widodo. 

Ahli Lingkungan Muhammad Dhandang Purwadi juga khawatir dengan dampak pembuangan air limbah nuklir terhadap kesehatan manusia. Sebab, paparan radiasi bagi manusia dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker, gangguan tiroid, dan penyakit lain yang terkait dengan paparan radiasi.

Sebelumnya tahun 2019, bahan radioaktif telah terdeteksi pada produk maskara dan eyeliner Jepang yang popular. Hal itu mendorong Kementerian Keamanan Makanan dan Obat Korea Selatan untuk menangguhkan penjualan dan memerintahkan pengembalian produk tersebut.

Menurut Kepala Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) ini, temuan tersebut perlu diperhatikan dengan cermat, mengingat radioisotop yang dideteksi adalah tritium. Tritium adalah isotop hidrogen yang berbentuk cairan, dan ketika digunakan dalam produk kosmetik, seperti maskara dan eyeliner, menjadi sangat membingungkan.

"Produk kosmetik yang mengandung tritium menjadi perhatian serius karena radiasi ini dapat berdampak pada kesehatan manusia, terutama oleh wanita yang menggunakan komestik sehari-hari, dan jika terkontaminasi oleh tritium, maka manusia akan terus-menerus terpapar radiasi ini," ujar Dhandang.

Dhandang mengatakan, pemerintah Indonesia seharusnya mempertimbangkan larangan impor makanan dan kosmetik dari Jepang sebagai tindakan proaktif. 

Diketahui, Jepang melakukan pembuangan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak menuju ke Samudera Pasifik, Kamis, 2 November 2023. Pembuangan air limbah nuklir tersebut merupakan gelombang ketiga dan akan berlangsung hingga 20 November 2023.

Pembuangan air limbah nuklir di laut memiliki potensi merusak ekosistem laut secara serius. Air laut yang terkontaminasi radioaktif dapat mengganggu organisme laut, termasuk ikan, moluska, dan alga yang berperan penting dalam rantai makanan laut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya