VIVAnews - Mantan presiden Kuba, Fidel Castro, menyaksikan dengan seksama upacara pelantikan Barack Obama, Selasa lalu, melalui layar televisi. Esoknya, revolusioner Kuba itu mengatakan bahwa Barack Obama adalah seorang lelaki jujur. Demikian dikatakan presiden Argentina, Cristina Fernandez, usai bertemu dengan Castro yang dikabarkan sedang menderita sakit. "Fidel yakin pada Obama," kata Fernandez.
Fernandez bertemu dengan Castro sebelum dia mengakhiri kunjungan empat harinya ke Kuba, menghapus rumor yang mengabarkan bahwa mantan presiden berusia 82 tahun itu menderita stroke, bahkan kondisinya koma dalam beberapa hari terakhir.
Presiden perempuan berusia 55 tahun ini juga mengatakan bahwa Obama mengikuti dengan seksama upacara pelantikan Obama dan Castro memiliki persepsi yang amat baik tentang Obama.
"Saya bersama Fidel sekitar sejam lebih," kata Fernandez kepada wartawan di bandara. "Kami mengobrol. Dia tampak sehat," kata Fernandez. Sebelumnya, Raul Castro, adik Fidel Castro sekaligus presiden Kuba saat ini juga sudah menegaskan bahwa kondisi kakaknya tidak parah.
Beberapa jam kemudian, Fidel Castro mengeluarkan tulisan tentang hasil pertemuannya dengan Fernandez. Dalam tulisan yang ditampilkan di laman internet pemerintah Kuba, Castro menulis, "Secara pribadi, tidak terselip keraguan sedikitpun akan kejujuran Obama- presiden ke-11 AS sejak 1 Januari 1959, ketika dia mengekspresikan buah pikirannya," kata Castro.
Dia mengacu pada hari ketika kelompok pembelot yang dia pimpin menjungkalkan diktator Kuba, lalu mengambil alih pemerintahan. "Namun, walau ada pujian, masih banyak pertanyaan yang harus dijawab."
Obama telah berjanji untuk memudahkan warga Amerika keturunan Kuba untuk mengunjungi Kuba dan melonggarkan batas jumlah uang yang bisa mereka kirim kepada saudara-saudara mereka di Kuba. Obama juga ingin bernegosiasi dengan Raul Castro, walau presiden 47 tahun itu tidak akan memaksa Kongres untuk menghapus embargo perdagangan AS terhadap Kuba, setidaknya tidak dalam waktu dekat.
Warga Kuba melihat langkah yang akan dilakukan Obama itu merupakan awal baik untuk memperbaiki hubungan AS-Kuba setelah pendahulu Obama, George W. Bush, memperketat sanksi pada negara komunis tersebut. (AP)