SBY di PBB: Perdamaian Dunia Masih Suam-suam Kuku

Pidato Presiden Yudhoyono di Sidang Majelis Umum PBB
Sumber :
  • REUTERS/Shannon Stapleton

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta negara-negara anggota PBB untuk menanggalkan "mentalitas Perang Dingin." Dia juga menyerukan terciptanya budaya universal yang saling toleran atas agama maupun kepercayaan yang berbeda-beda.

Warga Eks Kampung Bayam Teken Kesepakatan dengan Jakpro, Ini Isinya

Seruan itu disampaikan Yudhoyono di Sidang Tahunan ke-67 Majelis Umum PBB di New York, AS, menjelang Selasa siang waktu setempat (Selasa tengah malam WIB). Bersama para pemimpin lain, termasuk Barack Obama dari AS dan Sekjen PBB Ban Ki-moon, Yudhoyono berkesempatan untuk menyampaikan pandangan Indonesia atas isu-isu internasional.

"Tidak diragukan lagi bahwa dunia saat ini berada dalam kondisi yang jauh lebih baik ketimbang situasi di abad ke-20. Kebebasan telah menyebar. Ancaman nuklir berkurang secara signifikan. Tidak ada pula prospek perang dunia, seperti yang dua kali menghantam dunia di abad ke-20," kata Yudhoyono kepada para delegasi negara anggota PBB pada hari pertama Sesi Pembahasan Umum di Sidang Tahunan Majelis Umum PBB.

"Namun, saat ini perdamaian hanya bersifat relatif, belum menyeluruh," lanjut SBY dalam pidato bahasa Inggris, yang cuplikannya dimuat di laman resmi PBB. Bagi dia, dunia telah bergerak dari era Perang Dingin menuju perdamaian yang "suam-suam kuku",

Dengan perdamaian yang masih "suam-suam kuku" itu, bagi SBY, arsitektur keamanan global masih mencerminkan suasana abad ke-20. Pertanyaan bagaimana kekuatan-kekuatan yang baru bangkit akan terakomodasi oleh tatanan dunia seperti sekarang ini masih belum bisa terjawab.

"Dan di dalam perdamaian "suam-suam kuku ini,' sejumlah kebencian dan kefanatikan, intoleransi, dan ekstremisme, terus mengotori dunia ini," lanjut SBY.

Gus Zizan Sempat Dibelikan Apartemen Sebelum Ketahuan Selingkuh oleh Sang Pacar

Selain itu, seteru-seteru lama dan konflik-konflik yang sudah sekian lama berlangsung - seperti konflik Arab-Israel, pertikaian di Laut China Selatan, dan ketegangan di Semenanjung Korea - masih berisiko muncul kembali.

"Hal pertama yang harus kita lakukan adalah bergerak menuju pola pikir strategis yang baru," kata Presiden Yudhoyono. "Sisa-sisa mentalitas Perang Dingin masih terjadi di beberapa belahan dunia - termasuk juga di PBB ini, dimana kalkulasi yang kaku, dogmatis, dan saling mengalahkan terkadang masih berperan," kata SBY.

Maka, untuk mengatasi mentalitas itu, Yudhoyono menekankan bahwa reformasi Dewan Keamanan PBB harus terus dihidupkan hingga Dewan itu mencerminkan realitas strategis abad ke-21.

Saling Toleran

Kasus Video Syur Rebecca Klopper, Fadly Faisal Minta Tolong Marissya Icha: Aku Sujud di Kakinya

Presiden Indonesia itu juga mendesak terciptanya budaya universal rasa saling toleran dan saling menghargai atas perbedaan relijius. Dia pun menyerukan pembentukan suatu instrumen internasional yang secara efektif bisa mencegah hasutan untuk bermusuhan atau berbuat kekerasan berdasarkan agama maupun kepercayaan.    

Selain itu, SBY juga mengimbau adanya doktrin regionalisme yang kuat dan merujuk pada suksesnya Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Terkait dengan makin perlunya diplomasi preventif, dia juga menilai bahwa entitas-entitas regional yang berkembang kuat bisa membantu memecahkan pertikaian sebelum berkembang menjadi konflik besar. Menurut dia, ASEAN sudah membuktikannya atas isu Laut China Selatan.

"Pertikaian teritorial dan kedaulatan telah berlangsung di sana sejak sekian lama," kata Yudhoyono. "Namun kami sedang mengatasinya dengan upaya untuk menahan diri, membangun rasa percaya, dan , saat ini, melalui sejumlah negosiasi yang hangat demi terciptanya Tata Perilaku di Laut China Selatan yang terikat secara hukum," kata dia.

Selain Yudhoyono, para pemimpin lain diberi kesempatan berpidato mengemukakan pandangan masing-masing mengenai isu nasional maupun internasional di Sesi Pembahasan Umum Sidang Tahunan Majelis Umum PBB, yang berakhir pada 1 Oktober 2012.

Sidang Etik Pimpinan KPK Nurul Ghufron

Kuasa Hukum Nurul Ghufron Minta Dewas Patuhi PTUN

Kuasa Hukum Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, Ario Montana, mendesak Dewan Pengawas (Dewas) KPK untuk mematuhi putusan Majelis Hakim Pengadilan PTUN Jakarta

img_title
VIVA.co.id
22 Mei 2024