Konflik di Sabah, Malaysia Tak Ingin Libatkan ASEAN

Tentara Malaysia Berpatroli di Kampung Tanduo
Sumber :
  • REUTERS/Departemen Pertahanan Malaysia/Handout
VIVAnews -
Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zaid Hamidi mengatakan bahwa mereka masih bisa mengatasi sendiri pasukan Sulu yang mengacaukan wilayah Sabah. Dengan gempuran tentara Malaysia, puluhan orang Sulu menemui ajal di Lahad Datu.


Dihubungi
VIVAnews,
Rabu 20 Maret 2013, di sela-sela pertemuan Jakarta International Defence Dialog, Hamidi mengatakan, konflik ini belum perlu melibatkan bantuan asing, salah satunya ASEAN. "Tidak perlu melibatkan ASEAN," kata Hamidi.

Harga Emas Hari Ini 29 April 2024: Global dan Antam Kompak Merosot

Saat ini, ujarnya, pemerintah Malaysia hanya berkoordinasi dengan pemerintah Filipina dalam upaya memberantas gerombolan Sulu yang sejak bulan lalu menduduki wilayah Lahad Datu di Sabah. Namun, bantuan Filipina hanya sebatas pengiriman kapal angkatan laut untuk mengangkut orang Sulu.
BI Tegaskan Biaya Layanan QRIS 0,3 Persen Ditanggung Pedagang Bukan Konsumen


Dikritik karena Biarkan Istrinya Tinggal Serumah dengan Pria Lain, Adipati Dolken: Dia Senang
"Angkatan Laut Filipina telah berada di perairan Sabah untuk membawa pulang orang-orang Sulu dan diadili di negara mereka," kata Hamidi.

Hamidi mengatakan bahwa konflik antara pasukan Sulu dengan Malaysia tidak sampai mengganggu hubungan diplomatik negaranya dengan Filipina.


Laporan terbaru dua hari lalu oleh
ABS-CBN News
, korban tewas saat ini telah mencapai 62 orang dari pihak Sulu. Sementara itu, sebanyak 104 orang Sulu di Sabah ditahan karena dianggap melanggar peraturan keamanan. Sebanyak 241 lainnya juga ditahan karena pelanggaran-pelanggaran lain.


Hamidi mengatakan bahwa pasukan Sulu yang menduduki Tanduo adalah bekar orang-orang Front Nasional Pembebasan Moro (MNLF) pimpinan Nur Misuari. "Kini mereka jadi pengikut Jamalul Kiram (Sultan Sulu)," ujarnya.


Dia mengatakan bahwa Malaysia akan bertindak tegas dalam menghancurkan kekuatan-kekuatan yang mengganggu keamanan mereka. "Mereka tidak perlu diusir, " kata Hamidi. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya