Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Masa jabatan Marty Natalegawa sebagai menteri luar negeri akan berakhir Oktober mendatang. Marty mengaku enggan memikirkan apakah dia akan terpilih kembali menjadi nakhoda kementerian itu di pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Di temui di di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Kamis malam, 28 Agustus 2014, Marty mengaku hanya ingin fokus terhadap tugas dan pekerjaan hingga 1,5 bulan ke depan.
"Menjadi pegawai negeri atau abdi negara, itu merupakan suatu kehormatan untuk bisa mengabdi. Boro-boro menjadi menlu (lagi). Saya tak pernah berpikir soal itu," ujar Marty.
Kendati namanya masuk ke dalam polling yang dibuat oleh tim relawan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, namun Marty mengaku tidak pernah memikirkan hal itu. "Lagipula, saat ini masih banyak yang bisa dicapai dalam waktu 1,5 bulan ke depan. Seperti yang Anda lihat hari ini. Tidak ada hal lain-lain," imbuh dia.
Baca Juga :
Diburu Hingga Sulawesi, Tiket Konser Sheila On 7 'Tunggu Aku Di Pekanbaru' Habis Terjual
Nama Marty masuk ke dalam polling tim relawan kabinet Jokowi- JK, sebagai salah satu kandidat menlu. Selain Marty, sosok Wamenlu Dino Patti Djalal juga masuk ke dalam survei tersebut.
Karier Marty di Kemenlu termasuk gemilang. Sebelum dilantik menjadi Menlu tahun 2009 lalu, dia pernah menjadi Duta Besar RI di Inggris tahun 2005 dan perwakilan tetap RI di PBB tahun 2007 silam.
Saat masih menjadi Dubes di PBB, Indonesia yang diwakili Marty menjadi satu-satunya negara di antara 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB yang menyatakan tidak mendukung sanksi tambahan bagi Iran. Indonesia menyatakan abstain saat pemungutan suara terhadap rancangan solusi tentang Iran tahun 2008. Marty menyebut saat itu, tambahan sanksi terhadap Iran bukanlah jalan terbaik. (ita)
Sekjen Nasdem Ungkap Alasan Surya Paloh Tak Hadir di Acara Pembubaran Timnas Amin
Timnas Amin resmi dibubarkan usai kontestasi Pilpres 2024 rampung.
VIVA.co.id
30 April 2024
Baca Juga :
