- REUTERS/Baz Ratner
VIVA.co.id – Begitu tingginya tingkat kekhawatiran Benjamin Netanyahu hingga ia merasa perlu menggunakan mobil lapis baja untuk kegiatan sehari-hari. Lebih dari seperempat gaji Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ternyata digunakan untuk merawat mobil anti peluru yang ia miliki.
Dikutip dari Al Arabiya, Kamis, 17 Maret 2016, laporan pengeluaran itu diposting Netanyahu di laman Twitter miliknya. Setiap bulan, PM Israel Benjamin Netanyahu mendapatkan gaji sebesar 48.815 Shekel. Namun ia harus membayar pajak hingga 21.572 shekel, dan 12.440 shekel untuk biaya mobil lapis baja yang ia gunakan. Dengan dua potongan tersebut, artinya Netanyahu hanya membawa pulang gaji sebesar 17,645 shekel, setelah dipotong pajak dan biaya sesuai gaji.
Seorang karyawan Israel wajib mengumumkan mobil negara yang ia gunakan sehari-hari, serta pajak yang dikurangi berdasarkan nilai kendaraan.
Perdana Menteri Israel juga memiliki jam kerja sebanyak 42,5 jam per minggu, jika merujuk tanggungjawabnya, maka angka itu bisa ia peroleh hanya dengan beberapa hari kerja. Selama menjadi Perdana Menteri Israel, Netanyahu juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Ekonomi, dan Komunikasi.
Namun dokumen tersebut tak mencantumkan, biaya pemeliharaan kediaman resminya di Yerusalem, juga biaya hotel mewah ketika ia melakukan perjalanan.
PM Netanyahu dan Sara, istrinya, terus mendapat kritik dari media Israel terkait dengan gaya hidup mereka. Meski pasangan tersebut terus mencari pembenaran dengan mengatakan mereka harus membiayai dua kediaman resmi miliknya.
Tahun 2013, Netanyahu membatalkan pengeluaran sebesar lebih dari Rp30 juta hanya untuk penyediaan es krim di kediamannya. Mereka juga membantah pengeluaran untuk anjing peliharaan mereka menggunakan anggaran negara. Politisi Israel tak memaksakan laporan keuangan Netanyahu, namun majalah Forbes Israel sering mengevaluasi kekayaan Netanyahu yang diperkiraan lebih dari Rp 1,2 triliun.
Perdana Menteri Inggris Kutuk Pembunuhan Relawan di Gaza, Desak Penyelidikan yang Transparan
Sunak mengatakan dia terkejut dengan pembunuhan pekerja bantuan pada hari Senin 1 April 2024 lalu dan menuntut penyelidikan independen yang menyeluruh dan transparan.
