Wikileaks: Google Bantu Jatuhkan Rezim Suriah

Logo Google.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id - Sebuah alat (tool) yang dibuat oleh raksasa pencarian, Google, diluncurkan untuk membantu pemberontak Suriah menjatuhkan rezim Suriah. Alat tersebut diluncurkan bekerja sama dengan media Al Jazeera, sebuah portal berita yang berbasis di Qatar.

Upaya tersebut terbuka setelah Wikileaks membocorkan surat elektronik milik Hillary Clinton pada Rabu, 23 Maret 2016. Alat yang bersifat “open source” tersebut akhirnya digunakan untuk menayangkan salah satu artikel di website Al Jazeera. Artikel tersebut ditayangkan untuk melacak dan memetakan pembelotan dalam kepemimpinan rezim Suriah.

"Tim kami berencana untuk meluncurkan alat tersebut pada Minggu, dan akan terpublikasi untuk melacak dan memetakan pembelotan di Suriah, termasuk dari mana asal mereka di pemerintahan," tulis Jared Cohen kepada Clinton.
 
Cohen saat ini adalah Presiden Jigsaw, sebelumnya dikenal sebagai Google Ideas, sebuah perusahaan “think tank” yang berbasis di New York. Sebelumnya, Cohen sempat menjadi penasihat Clinton hingga 2010.
 
"Logika kami di belakang ini semua, adalah di saat banyak orang melacak kekejaman, tidak ada yang secara visual mewakili dan memetakan pembelotan. Kami percaya, ini adalah hal penting untuk memberi keberanian pada para pemberontak dan membuat oposisi menjadi percaya diri," tulis Cohen selanjutnya, seperti dikutip dari Al Arabiya.
 
Sanders 'Sapu Bersih' Suara di Tiga Negara Bagian
Bocoran email tersebut juga mengungkapkan bahwa Cohen dan situs Google juga bekerja sama dengan Al Jazeera untuk membimbing mereka secara editorial.
Donald Trump

Trump Ejek Hillary Clinton Iblis

Pernyataan ini ditujukan ke Sanders yang "menyerah" kepada Hillary.

img_title
VIVA.co.id
2 Agustus 2016