Logo ABC

Kisah Pilu Napi Wanita Melahirkan dan Membesarkan Anak dalam Lapas

anak dalam penjara
anak dalam penjara
Sumber :
  • abc

Teman sesama napi bagi Iis sudah seperti keluarga, karena mereka juga menunjukkan kepedulian terhadap Afan.

Tapi Iis mengaku jika kebutuhan untuk anaknya selama di tahanan sebagian besar ia penuhi sendiri, tanpa mengandalkan pemberian Lapas.

"Sewaktu dalam penjara, saya menghabiskan sekitar 1 juta per bulan untuk berbagai kebutuhan anak, seperti popok dan makanan."

"Saya bilang, napi (perempuan) butuh lebih banyak donatur untuk menyumbangkan susu hamil dan susu formula untuk bayi," katanya.

Anak rentan alami kekerasan Tiar Simorangkir (pojok kiri bawah, berkacamata) bersama para napi perempuan di Lapas Pondok Bambu Tiar Simorangkir (pojok kiri bawah, berkacamata) bersama para napi perempuan di Lapas Pondok Bambu, Jakarta Timur, dan anak-anak mereka yang diasuh dalam penjara. Lam Horas Production

Iis hanyalah satu dari banyak perempuan di Indonesia yang pernah menjalani kehamilan di dalam bui.

Tak semuanya seberuntung Iis, karena beberapa napi perempuan bahkan harus melewati proses melahirkan tanpa bantuan tenaga ahli.

Seperti yang diceritakan Tiar Simorangkir, seorang sutradara yang tengah menggarap film dokumenter "Invisible Hope".

Filmnya tersebut mengangkat kisah nyata para napi perempuan yang hamil, melahirkan, dan membesarkan anak mereka dalam tahanan.

Tiar sudah mengunjungi empat penjara di Jakarta dan Bandung selama enam bulan pada tahun 2018 lalu.

Ia mengatakan selama syuting filmnya tersebut, ia sempat melihat langsung beberapa napi yang harus melalui proses persalinan.

"Ada napi yang melahirkan dalam Lapas namun karena tak ada bidan atau dokter, dan tak ada yang berani mengeluarkan plasenta, akhirnya napi ini dibawa keluar penjara dengan posisi bayinya yang masih tersambung dengan plasenta dalam perut."