Intip Masinis Milenial di Kabin Commuter Line

Rangkaian KRL Commuter Line melintas dikawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Bante
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

VIVA – Pria muda itu bergegas menuju Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line di Stasiun Bogor, Jawa Barat. Bukan ke gerbong penumpang, melainkan masuk ke dalam kabin depan kereta.

Bocah Terperosok ke Celah Peron Stasiun Manggarai Gegara Terdorong Saat Hendak Turun dari KRL

Berbaju putih dipadu celana panjang biru dongker, topi, dan sarung tangan, dia lantas mengecek kesiapan si ‘ular besi’ itu.

Dia memastikan semua mesin harus berfungsi normal. Seluruhnya dicek. Dari rem, lampu, manometer, speedometer, tegangan listrik, radio lokomotif, handle hingga pedal. Sesaat kemudian, lelaki berambut pendek ini menginformasikan bahwa sinyal yang akan dilalui sudah aman.

KAI Minta Maaf Atas Insiden KRL Anjlok Lintas Kampung Bandan-Rajawali

Lewat radio lokomotif, dia memberitahukan kepada petugas pelayanan kereta di kabin belakang bahwa pintu penumpang sudah aman dan bisa ditutup. Kaki kanannya lalu menginjak sebuah pedal.

Suara nyaring lantas terdengar dari KRL. Tak lama berselang, kereta yang membawa ribuan orang itu pun bertolak dari Stasiun Bogor. 

KRL Commuter Line Anjlok di Antara Stasiun Kampung Bandan-Rajawali

Adalah Jevi Santosa, pria yang mengemudikan KRL tersebut. Pemuda 24 tahun itu merupakan masinis muda PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Sejak 2015, dia bergabung dengan anak usaha salah satu perusahaan pelat merah itu.

KRL Commuter Line Jabodetabek

Pemuda rantau dari Tanah Minang ini tidak mengira cita-cita kecilnya menjadi masinis bisa tercapai. Awalnya, selepas Sekolah Menengah Atas (SMA) jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, dia selalu memantau lowongan penerimaan kerja yang dibuka PT Kereta Api Indonesia. 

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Pada Februari 2015, lamarannya diterima oleh PT KAI. Namun, dalam benak Jevi masih terbersit tanya, apa mungkin langkahnya menjadi masinis menjadi kenyataan.

Sebab, langkah menggapai impian itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Pendidikan menjadi masinis begitu rumit. Namun, dia maklum. Sebab, pekerjaan yang dia emban nanti melibatkan banyak nyawa.

Berbekal dukungan dan doa orangtua serta keluarga dari Padang, kegigihannya berbuah manis. Pada akhirnya, dia bisa mencapai batas minimal jam terbang untuk menjadi masinis muda, yaitu minimal 4.000 jam.

Pada Agustus 2017, usai menjalani pendidikan selama satu setengah tahun, Jevi diangkat dari asisten masinis menjadi masinis muda. Dia lantas mengantongi Awak Sarana Perkeretaapian atau bisa disebut Surat Izin Mengemudi bagi masinis, agar bisa mengoperasikan KRL.

Jevi lantas ditempatkan di UPT Crew KA Bogor. Setiap hari, dia harus ke Stasiun Bogor dahulu. Dari sana, dia mengoperasikan KRL ke Stasiun Jakarta Kota atau Stasiun Jatinegara. Tak dipungkiri, rasa cemas dan khawatir sempat mendera kala harus mengoperasikan KRL seorang diri, mengingat taruhannya adalah banyak nyawa.

Namun, hal itu sirna dengan keinginan kuatnya, untuk memberi pelayanan yang memuaskan penumpang, serta membuat orangtua dan keluarganya bangga atas pencapaiannya selama ini.

Dalam sehari, biasanya dia melakukan dua kali perjalanan dinas pulang pergi, Bogor-Jakarta Kota dan sebaliknya. Perjalanan dinas masinis KRL, menurut dia, tidak pernah lebih dari dua kali.

Dua jam lamanya waktu perjalanan dari Stasiun Bogor ke Jakarta Kota. Maksimal delapan jam dia di dalam kabin, kemudian diganti masinis lain.

Alasannya, tingkat fokus masinis harus terjaga. Hal itu mengingat sepanjang perjalanan mereka tidak hanya diam tapi harus menghafal semboyan atau rambu-rambu kereta api.

Masinis milenial PT KCI.

"Jadi sebelum dinas itu memang diperiksa dulu oleh namanya penyelia. Kesehatannya, dokumennya harus diperiksa dulu. Jadi tidak sembarangan langsung naik aja gitu. Kalau tidak fit nanti diganti," ujar Jevi kepada VIVAnews, Jumat, 21 Desember 2019.

Tidak ada waktu untuk berhenti makan saat berdinas. Sebab, waktu berhenti di stasiun tujuan akhir hanya 15 menit lamanya. Setelah itu, dia harus bertolak lagi sampai waktu dinasnya rampung.

Untuk itu, dia mengaku sebelum berdinas harus makan secukupnya agar perutnya tidak keroncongan di tengah tugas. Masinis tidak diperkenankan makan dalam kabin lantaran bisa mengganggu konsentrasi.

Jevi mengaku tidak pernah tiba-tiba lapar dalam dinas. Dia pun tidak pernah tiba-tiba mau buang air dalam perjalanan. Biasanya, dia memanfaatkan waktu 15 menit untuk ke toilet saat KRL tiba di stasiun akhir.

Momen Berkesan

Ilustrasi KRL Commuter Line

900 Ribu Penumpang Diprediksi Padati KRL Jabodetabek pada Hari Kerja Pertama Usai Libur Lebaran

Stasiun Bogor hari ini menjadi stasiun keberangkatan dan tujuan tertinggi pengguna KRL.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2024