Sumber :
VIVAnews
- Ratusan buruh yang tergabung dalam berbagai serikat dan organisasi buruh se-DKI Jakarta melakukan demonstrasi di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Dalam aksinya, mereka meminta Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), meninjau kembali besaran standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang telah dikeluarkan oleh Dewan Pengupahan DKI.
Rusdi mencurigai adanya kesalahan metode pengukuran yang dilakukan oleh Dewan Pengupahan dalam menentukan besaran KHL itu. "Kalau kita menggunakan standar harga di salah satu pasar yang disurvei, yaitu Pasar Blok A Tanah Abang, hasilnya itu malah sampai mencapai Rp. 3.501.000. Survei yang dilakukan Dewan Pengupahan itu tidak mengambil harga yang tertinggi, tapi dirata-ratakan," ucap Rusdi.
Tuntutan untuk melakukan peninjauan kembali besaran KHL itu, dikatakan Rusdi, sudah disampaikan juga secara langsung kepada Ahok pagi tadi. Kepada Ahok, Rusdi juga menyampaikan bahwa kenaikan UMP sebesar 30 persen merupakan harga mati yang dituntut oleh para buruh.
"Kita akan aksi terus menerus selama 3 hari ini. Jika tuntutan kami terus tidak dipenuhi, di awal November, insya Allah seluruh rekan kami yang berada di Pulogadung, Cilincing, dan kawasan-kawasan industri lainnya akan ikut bergabung dalam sebuah aksi mogok nasional," ancam Rusdi.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tuntutan untuk melakukan peninjauan kembali besaran KHL itu, dikatakan Rusdi, sudah disampaikan juga secara langsung kepada Ahok pagi tadi. Kepada Ahok, Rusdi juga menyampaikan bahwa kenaikan UMP sebesar 30 persen merupakan harga mati yang dituntut oleh para buruh.