- VIVA.co.id / Bayu Nugraha
VIVA.co.id – Dosen Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (UI), Ade Armando, menilai pasangan Agus Harimurtri Yudhoyono-Shylviana Murni dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, belum cukup mampu menawarkan konsep program untuk mengatasi masalah-masalah di Jakarta.
Penilaian itu, menurut Ade, jika dibanding dengan program yang diusung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat.
"Kalau program mereka kita adu untuk atasi banjir, macet, saya duga pasti mereka belum siap," ujar Ade di kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat 14 Oktober 2016.
Menurutnya, saat ini tim pemenangan keduanya belum cukup matang. Bahkan, Ade yakin, rencana program yang akan diusung kedua pasangan lawan Ahok-Djarot, belum ada.
"Kalau diadu debat kayak Jokowi-Prabowo, dulu pasti tak siap. Kelihatan jomplang nanti programnya Ahok-Djarot dengan lawan-lawannya. Mereka pasti tak siap," kata Ade.
Karenanya kata Ade, salah satu cara untuk mengalahkan Ahok, adalah mendorongnya menjadi tersangka atas dugaan penistaan agama, soal surat Al-Maidah ayat 51.
"Makanya idenya Ahok jadi tersangka agar tak bisa maju. Tujuannya isu itu adalah membatalkan Ahok. Tak ada cara lain. Dibatalkan agar tak bisa maju," kata Ade.
Selain itu, opsi lainnya yang bisa digunakan untuk mendompleng suara Ahok-Djarot adalah dengan isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
"Kasus Jokowi dulu bisa dikejar Prabowo karena gunakan isu tidak rasional. Prabowo naik bukan karena isu subtansif. Menggunakan isu agama bisa dipakai menaikkan suara," kata dia.
Seperti diketahui, siang tadi, ribuan massa dari gabungan berbagai organisasi masyarakat (Ormas), turun ke jalan, untuk menuntut kepolisian memproses laporan banyak pihak, soal penistaan agam yang diduga dilakukan Ahok, saat mengutip surat Al Maidah ayat 51, dalam berpidato di hadapan warga di Kepulauan Seribu.
