Langkah BPBD bila Merapi Erupsi Freatik Lagi

Warga beraktivitas di Dusun Kalitengah Lor, Glagaharjo dengan latar belakang Gunung Merapi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

VIVA – Status Gunung Merapi naik dari normal atau level I menjadi waspada atau level II. Sempat terjadi letusan freatik yang menyebabkan warga di lereng gunung mengungsi secara mandiri.

Viral Video Diduga Korban Letusan Gunung Marapi, Tubuh Penuh Lumpur Vulkanik hingga Sesak Napas

Dalam status waspada, sebenarnya warga tidak perlu mengungsi. Tapi, secara mandiri warga mengungsi dan selepas subuh masyarakat kembali ke rumah mereka.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Birawa Yuswatara, mengatakan, warga yang mengungsi karena masih memiliki rasa trauma pada kejadian erupsi Merapi 2010. Sementara itu, kejadian letusan freatik itu berlangsung malam dan dini hari, sehingga secara spontan mereka turun untuk mengungsi.

Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Guguran 1,5 Km, Simak Penjelasan BPPTKG

“Jadi, masyarakat itu kerangka pikirnya masih seperti tahun 2010. Padahal, yang terjadi hanyalah letusan freatik dan tidak perlu ada pengungsian. Dan itu menjadi pekerjaan rumah bagi BPBD untuk terus melakukan sosialisasi,” kata Birawa di Kantor BPBD DIY, Selasa 22 Mei 2018.

Meski demikian, pemerintah tetap akan memberikan pelayanan bagi masyarakat yang turun ke posko-posko pengungsian. Walaupun, seharusnya tidak perlu dilakukan, tapi menyiapkan logistik seperti kebutuhan untuk makan, selimut, dan lain-lainnya.

Gunung Merapi Erupsi, Obyek Wisata Lava Tour Ditutup Sementara

"Dengan kesiapan posko-posko pengungsian yang ada, warga yang mengungsi tetap tertampung pada posko-posko pengungsian yang ada. Dari sisi logistik, Dinas Sosial sudah siap dan karena puasa, memasak untuk kebutuhan sahur,” katanya.

Biwara menyatakan, dengan status waspada, maka daerah yang harus bebas aktivitas penduduk adalah tiga kilometer dari puncak Merapi. Sementara itu, rumah penduduk terdekat dengan puncak Merapi adalah lima kilometer, sehingga masih sangat aman. Tinggal memastikan tidak ada aktivitas penduduk seperti mencari rumput atau lainnya.

“Tentunya dengan kerja sama semua pihak, maka dalam radius tiga kilometer dari puncak Merapi tidak ada aktivitas,” ujarnya.  

Bila letusan freatik kembali terjadi, kata Birawa, kebutuhan yang sangat mendesak bagi masyarakat adalah masker. Karena hujan abu yang sewaktu-waktu bisa terjadi saat letusan freatik, yang saat ini tersedia dalam jumlah cukup banyak mencapai 300 ribu masker dari PMI DIY dan milik Dinas Kesehatan Sleman yang juga tersedia 300 ribu masker.

“Tinggal masyarakat yang terdekat mana dapat mengakses masker secara gratis, termasuk juga jika posko pengungsian tidak muat, masih tersedia barak yang bisa didirikan untuk pengungsian agar warga mengungsi tidak perlu jauh hingga ke Stadion Maguwoharjo,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya