Penjelasan Kapolres Bocah TK Bercadar dan 'Bersenjata' di Probolinggo

Bocah TK pakai cadar dan senjata mainan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Nur Faishal.

VIVA - Publik dihebohkan dengan video pawai dengan peserta bocah perempuan seusia Taman Kanak-kanak yang tersebar di media sosial dan viral pada Sabtu, 18 Agustus 2018. Hal yang bikin heboh ialah busana bocah perempuan itu semuanya mengenakan busana panjang dan bercadar serba hitam.

Viral Guru SD Pakai Cadar Ditangkap Karena Menyusup ke Jemaah Perempuan di Masjid Makassar

Di tangan mereka terdekap replika senjata serupa laras panjang. Warganet pun heboh dan mengait-kaitkan video itu dengan kekhawatiran masuknya paham radikalisme.

"Itu kejadiannya tadi pagi ada kegiatan pawai budaya setahun sekali," kata Kepala Kepolisian Resor Probolinggo Kota, AKBP Alfian Nurrizal, dihubungi VIVA pada Sabtu petang.

BCL Pakai Cadar saat Umrah, Netizen: Nyampe Indo Jangan Kebuka Lagi Mbak

Dia menjelaskan, pawai budaya itu diadakan Dinas Pendidikan setempat setahun sekali, setiap perayaan Kemerdekaan RI di bulan Agustus. Pada tahun ini, 150 peserta dari PAUD/TK se Kota Probolinggo. Termasuk siswa TK Kartika V yang penampilan mereka saat pawai bikin heboh publik itu.

Sebetulnya, lanjut Alfian, Polres Probolinggo Kota tidak menerima surat pemberitahuan secara resmi dari panitia terkait kegiatan itu, kendati ada pihak daro Kepolisian yang membantu pengamanan.

Putuskan Pakai Cadar Umi Pipik Ditimpa Banyak Ujian, Pekerjaan Berkurang Hingga Alami Hal Ini

"Begitu ada ramai video itu, kami kemudian mengklarifikasi," ujarnya.

Pada Sabtu siang, dilakukanlah pertemuan antara Kapolres, Kepala Dinas Pendidikan setempat, Dandim 0820, ketua panitia pawai, dan Kepala Sekolah TK Kartika V. "Keterangan yang kami peroleh, busana pawai dan replika senjata itu memang sudah ada, sehingga untuk berhemat dipakai pada pawai tadi," kata Alfian.

Alfian mengakui bahwa busana yang dipakai bocah peserta pawai itu sensitif. Tapi dia memastikan bahwa, berdasarkan hasil klarifikasi yang diperoleh, tidak ada niat dan unsur kesengajaan dari pihak sekolah untuk mempertontonkan simbol kekerasan dan radikalisme.

"Sekarang sudah clear dan tidak ada apa-apa," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya