Penderita HIV di Depok Meningkat, Tak Sedikit di Bawah Umur

Kampanye Bahaya HIV AIDS.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA - Angka penderita HIV/AIDS di Kota Depok disebut-sebut meningkat. Ironisnya, tak sedikit dari mereka yang menderita masih berusia di bawah umur. Penyebabnya pun beragam, namun rata-rata karena tertular.

Dokter Boyke Ungkap Gaya Bercinta Ini Nikmat Tapi 100 Kali Berisiko Tularkan HIV/AIDS

Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota Depok, Idris Abdul Shomad saat ditemui wartawan usai menghadiri kegiatan di lapangan Balai Kota, Jalan Margonda, Depok Jawa Barat, Senin 19 November 2018.

Idris mengungkapkan, dari data sementara, jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Depok mencapai 340-an orang. "HIV/AIDS meningkat, karena ketularan. Sampai data ke kita 340-an yang mengidap penyakit ini," tuturnya.

Beri Proteksi Cegah HIV hingga Kehamilan Tak Diinginkan, Begini Cara Pakai Kondom yang Benar

Hal itu terjadi, lanjut Idris, akibat ketidakdisiplinan si penderita. Kemudian, lanjut Idris, mereka yang mengidap rata-rata di usia 30-an. "Untuk penderita ada yang usianya masih bayi. Tapi rata-rata setengah tua, ya 30-an," ujarnya.

Terkait hal itu, Pemkot Depok melalui Dinas Kesehatan dan lembaga terkait akan semakin gencar melakukan penyuluhan dan sosialisasi. Sementara itu, Idris juga menegaskan, pihaknya belum mengeluarkan Peraturan Wali Kota (Perwali) terkait perilaku seks menyimpang yang dilakukan oleh LGBT. Namun, ia tak menampik, memang ada usulan untuk dibuatkan peraturan daerah (perda).

Bantah Tudingan Venny Alberti Tularkan Penyakit Kelamin, Akash Elahi: Saya Siap Tes HIV Lagi

Pernyataan Idris sekaligus membantah kabar yang menyebut perwali telah ditetapkan di Depok. "Enggak ada (perwali), saya belum rencana, jadi teman-teman salah tangkap ini," katanya.

Dijelaskan Idris, kabar itu muncul ketika dirinya sedang memimpin rapat paripurna di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Depok, beberapa waktu lalu. “Dalam paripurna, Fraksi Gerindra usulkan perda anti-LGBT, komentar saya jangan dulu lah karena data pun belum valid," ujarnya.

Selain data yang belum akurat, lanjut Idris, hal lain yang masih jadi pertimbangan atas wacana perda itu adalah anggaran. "Perda itu kan pakai biaya. Terus saya komen waktu itu, mendingan pakai perwali saja, eh, disangkanya saya mau nyusun itu," katanya.

"Jadi belum ada (perwali atau perda)," tuturnya.

Ketika disinggung lebih lanjut berapa jumlah LGBT di Kota Depok, Idris pun kembali menegaskan pihaknya masih melakukan pendataan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya