Mahasiswa Kecam Tindakan Represif Polisi pada Aksi 22 Mei

Aksi unjuk rasa mahasiswa di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Sumber :
  • VIVA/Satria Zulfikar

VIVA – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia atau KAMMI Nusa Tenggara Barat, menggelar aksi di Kepolisian Daerah NTB di Mataram, Sabtu 25 Mei 2019.

Artis Jebolan KDI Asal Lombok Jadi Tersangka Perdagangan Orang, Total Uang Korban Rp260 juta

Massa mengecam tindakan represif aparat Kepolisian, saat mengamankan aksi unjuk rasa di Jakarta pada 21-22 Mei kemarin. Tindakan aparat yang menyebabkan korban tewas, dinilai sangat brutal dan jauh dari nilai demokrasi. 

Selain itu, massa juga mengecam aksi aparat yang melakukan pemukulan terhadap seorang petugas kesehatan di lokasi unjuk rasa di Jakarta. Menurut massa, petugas medis harusnya terlindungi dalam menjalankan tugas, meskipun berada di tengah medan perang.

Ratusan Polisi Kawal Tabligh Akbar Ustaz Abdul Somad di Lombok

"Kepolisian harusnya melindungi dan mengayomi masyarakat, bukan melakukan penembakan," ujar Koordinator Aksi, Andi Ardiansyah.

Sempat terjadi ketegangan antara aparat Kepolisian dan massa aksi. Aparat menghalau massa mahasiswa yang hendak berjalan melawan arus. Beruntung, ketegangan dapat dicegah.

Unik, Pawai Takbir di Lombok Ada 'Setan' dan Miniatur Masjid dari Botol

Massa juga mengecam aparat yang menghalau massa datang ke Jakarta, untuk menggelar aksi. Kejadian tersebut, terjadi di beberapa lokasi salah satunya Jawa Timur. (asp)

Warga merusak sebuah pondok pesantren di Lombok Barat (Satria)

Pimpinan Ponpes di Lombok Diduga Setubuhi 5 Santriwati, Tuduh Jin Pelakunya

Sebuah pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat dirusak warga pada Rabu, 8 Mei 2024 lalu lantaran ada dugaan pimpinan ponpes menyetubuhi santriwati.

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2024