Pernikahan Usia Anak di Sulsel: 'Berikan Ijazah, Jangan Buku Nikah'
- bbc
Awalnya, Tuti hanya diam, meski dalam hati ia memberontak. Ia "takut berdosa" kepada orang tuanya.
Ia hanya bisa menangis setiap malam, terlebih kabar lamaran itu tersebar ke seantero kampung dan teman-teman sekolahnya.
"Ada sepupuku bilang `terima saja (dia), orangnya baik`. Cuma saya tidak mau," imbuhnya.
Penolakan itu semakin bulat dalam hatinya, ketika ia diajak mengobrol oleh seorang aktivis anti-pernikahan usia anak dari desa setempat bernama Indotang.
"Indotang juga datang kasih tahu begini, masih umur ABG, rahim juga belum siap, nanti berakibat fatal. Dari situlah aku bersikeras menolaknya,"
Akhirnya, Tuti memutuskan untuk berkata jujur kepada orang tuanya.
"Iya, langsung kasih tahu Mama, saya nggak mau," bebernya.
Beruntung, sang ibu, Yati, menuruti permintaan anaknya. Saat itu juga, Yati langsung menghubungi pihak pelamar untuk menolak lamaran mereka.
"Tidak jadi, langsung putus hubungan," terang Yati.
Sikap Yati juga tidak lepas dari peran Indotang yang juga memberi wejangan kepada Yati setelah mendengar kabar lamaran tersebut.
"Ibu Indotang datang memberitahu bahwa umur anak saya belum cukup," imbuhnya, "Ibu Indotang memberitahu sudah banyak kejadian dan bukan bagus dampaknya kalau anak-anak masih di bawah umur (dinikahkan)."
Yati dan suaminya menurut.
Apa rencana mereka kini?