Logo BBC

Ada Virus Corona, Masyarakat Diimbau Tak Makan Daging Kelelawar

Kelelawar hitam (paniki) termasuk jenis satwa liar yang paling banyak diperdagangkan di pasar-pasar tradisional di Sulawesi Utara. - BBC
Kelelawar hitam (paniki) termasuk jenis satwa liar yang paling banyak diperdagangkan di pasar-pasar tradisional di Sulawesi Utara. - BBC
Sumber :
  • bbc

Masyarakat dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi daging kelelawar maupun hewan liar lain menyusul wabah penyakit pernapasan, yang timbul akibat virus corona baru, ujar pengajar Institut Pertanian Bogor (IPB).

PERINGATAN: Beberapa foto di artikel ini mungkin bisa mengganggu Anda.

Wabah yang telah menewaskan lebih dari 80 orang di China ini diduga pengamat China berasal dari kelelawar.

Meski begitu, ada masyarakat yang tak menghiraukan anjuran itu karena mengonsumsi kelelawar dianggap sebagai tradisi.

Seperti yang diungkapkan Frangki Salindeho, warga Manado, yang menceritakan daging kelelawar atau paniki disukai cukup banyak orang termasuk dirinya.

Paniki biasa dihidangkan dengan bumbu santan atau rica-rica.

Daging kelelawar, disebut Frangki, memiliki rasa yang lezat, seperti daging ayam, dan menjadi menu wajib hampir di setiap acara ucapan syukur.

Dia mengatakan tidak akan meninggalkan makanan kesukaannya, meski telah mendengar informasi bahwa kelelawar diduga menjadi penyebab menyebarnya virus corona baru di Wuhan, Cina.