Cita-cita Terakhir Gus Sholah: Mengawal Muktamar NU Bebas Politik Uang

Ulama Salahuddin Wahid yang akrab disapa Gus Sholah.
Sumber :
  • VIVAnews/ Syaefullah

VIVA – Budayawan Emha Ainun Nadjib atau biasa akrab disapa Cak Nun mengenang sosok almarhum KH Salahudin Wahid atau Gus Sholah. Salah satu pesan Gus Sholah yang disampaikan ke dirinya yaitu agar Muktamar Nahdlatul Ulama pada tahun mendatang bebas dari masalah politik uang. 

VIDEO: Keranda Jasad Gus Sholah Tersendat-sendat Menuju Liang Lahat

"Gus Sholah itu cita-cita terakhirnya sebelum wafat adalah ingin mengawal Muktamar NU berikutnya, diusahakan supaya bebas dari money politic. Itu cita-cita Gus Sholah sebelum meninggal. Jadi, muktamar NU yang berlangsung bersih sebagaimana khitahnya dulu," kata Cak Nun di kediaman almarhum. 

Menurut Cak Nun, Gus Sholah yang juga adik dari almarhum Gus Dur memiliki tempat khusus di mata umat. Walau tak bisa disamakan, bagi Cak Nun, setiap orang, sebagaimana padi tidak bisa digantikan jagung, tapi jagung juga tak bisa digantikan padi. 

Fakta Proses Pamakaman Gus Sholah di Tebuireng

"Jadi, Gus Dur besar, Gus Sholah juga orang besar. Cuma Gus Sholah bukan Gus Dur, Gus Dur bukan Gus Sholah, jadi fungsi dan perannya berbeda," katanya. 

Gus Sholah, lanjutnya, melakukan banyak sekali pembaharuan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Dia adalah orang yang mujtahid, orang yang mengupayakan sesuatu yang baru di mana sebelumnya belum ada.

Din Syamsuddin: Gus Sholah Negarawan, Figur Penuh Kebijaksanaan

"Berpikir kreatif, memajukan pesantren, termasuk memikirkan negara dan bangsa. Beliau itu seorang mujtahid, itu pejuang. Orang yang berjuang secara akal pikiran sehingga punya ide-ide baru yang bagus. Dan Alhamdulillah beliau sudah mempersiapkan regenerasi di pesantrennya," tuturnya. 

Tak hanya itu, kata Cak Nun, Gus Sholah seorang yang modern, insinyur, doktor, jadi pemikirannya modern. 

"Kalau Gus Dur kan orang pesantren. Sehingga Gus Sholah selalu bisa merasionalkan semua proses yang beliau buat. Gus Sholah dalam menyikapi setiap pilpres juga agak berbeda dengan ulama-ulama pada umumnya, beliau lebih rasional dan punya pilihan yang jernih," katanya. 

"Beliau enggak bisa dikooptasi, diseret dan diganggu hal-hal yang sifatnya non nilai, seperti uang jabatan dan lain-lain. Beliau insya Allah orang yang konsisten terhadap itu," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya