Logo ABC

Dana Otonomi Khusus akan Berakhir, Bagaimana Masa Depan Papua?

Gubernur Papua Lukas Enembe (berkacamata) menemui anak-anak di Kabupaten Lanny Jaya.
Gubernur Papua Lukas Enembe (berkacamata) menemui anak-anak di Kabupaten Lanny Jaya.
Sumber :
  • abc

Adriana dan Bambang sepakat, sangat kecil kemungkinan referendum bagi kemerdekaan Papua terealisasi.

Apa yang diinginkan Papua?

Keterlibatan orang Papua dalam rancangan masa depan Papua, apapun bentuknya, adalah sebuah kemutlakan.

Solusi lain yang ditawarkan oleh Adriana Elisabeth adalah opsi dialog antara Pemerintah Indonesia dan masyarakat Papua.

"Memang sulit, karena saat bicara dialog, Pemerintah Indonesia selalu berpikir bahwa ini adalah dialog soal referendum, begitu juga sebaliknya. Padahal Pak Jokowi sudah bilang, tidak akan mau dialog jika soal referendum."

jokowi papua.jpeg Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan tokoh masyarakat Papua di Jakarta pada September 2019, di tengah maraknya aksi demonstrasi yang menewaskan puluhan orang di Papua.

Supplied: Istimewa

Tetapi Adriana optimistis opsi dialog masih terbuka, karena tidak semua orang Papua juga menghendaki referendum.

"Mereka hanya ingin tidak ada lagi kekerasan di tanah Papua. Dan dialog itu pendekatan di mana kedua pihak membicarakan hal-hal yang selama ini belum selesai itu tadi," kata Adriana.

Adriana menegaskan, dialog itu harus menjadi pendekatan berdasarkan keputusan politik, bahwa ini adalah cara menyelesaikan segala sesuatunya.

"Kalau ada perbedaan antara kedua pihak, ini jalannya: dialog. Bukan menyelesaikan dengan senjata."

Sementara menurut Victor, sebenarnya ada dua hal yang diinginkan orang Papua.

Pertama, menyangkut pembangunan, menurut Victor yang diinginkan orang Papua adalah akses pendidikan dan kesehatan.

Sementara yang kedua, yang menyangkut relasi orang Papua dengan Pemerintah Indonesia, yang diinginkan orang Papua adalah kejujuran.

"Artinya soal sejarah dan pelanggaran HAM harus diakui oleh negara secara jujur. Kami juga ingin jawaban yang adil juga terhadap apa yang pernah dilakukan negara terhadap orang-orang asli Papua," ujarnya.

Victor menilai, jika negara mau jujur, mengakui dan meminta maaf kepada orang Papua, ini bisa mencairkan relasi antara orang Papua dan Pemerintah Indonesia sehingga pintu dialog juga bisa terbuka.