Cerita Peziarah Temukan 9 Bangkai Ayam Terbungkus Kafan di Kudus

Sejumlah jarum dan foto yang ditemukan pada bungkusan-bungkusan menyerupai pocong yang berisi bangkai ayam di sebuah permakaman di Kudus, Jawa Tengah, pada Jumat, 19 Juni 2020.
Sumber :
  • VIVA/Dwi Royanto

VIVA – Penemuan benda mencurigakan yang berisi sembilan bangkai ayam dengan balutan kain kafan hingga menyerupai pocong menggegerkan warga Desa Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Benda-benda itu terkubur di kompleks permakaman Setya Luhur.

Terpopuler: Klaim Israel soal Iran Disebut Halu, Ribuan Pendukung Prabowo Siap Jadi Amicus Curiae

Menurut Kepala Desa Bakalan Krapyak, Susanto, awalnya ia mendapatkan laporan dari beberapa peziarah makam. Mereka melaporkan bahwa ada bau busuk yang menyengat di kompleks permakaman. 

Lalu peziarah meminta izin untuk menggali salah satu gundukan tanah yang dicurigai mengeluarkan bau busuk. Ternyata setelah dicangkul sedalam 50 sentimeter terdapat sembilan bungkus pocong.

Ketika Santet Gagal, Pembunuh Bayaran Akhirnya Dipilih Novi untuk Eksekusi Mertua

"Setelah digali, ada sembilan benda terbungkus kain kafan yang terkubur di dua tempat yang terpisah, yakni di satu galian yang berisi lima benda dan satunya lagi berisi empat benda," kata Susanto saat dikonfirmasi VIVAnews pada Jumat, 19 Juni 2020.

Dengan melihat benda yang mencurigakan itu, Susanto bersama warga lainnya berpikir itu mayat bayi yang dikubur. Lantas ia pun melaporkan kejadian penemuan itu kepada polisi agar tak terjadi keresahan. "Kamis malamnya, Polres Kudus datang dan melakukan olah TKP. Ternyata itu bangkai ayam yang dibungkus kain kafan," katanya.

Sadis! Ini Motif Menantu Sewa Pembunuh Bayaran Demi Habisi Nyawa Ibu Mertua di Kendari

Menurut Kepala Satuan Resor Kriminal Polres Kudus AKP Agustinus David, bungkusan benda-benda itu berisi bangkai ayam, beberapa jarum di tiap bungkusnya, serta ada foto seorang perempuan. Ada secarik kertas yang bertulis mantra dan nama seorang perempuan.

David menjelaskan, aparatnya masih menyelidiki motif para pengubur sembilan benda itu. Ia menduga bungkusan kain kafan itu digunakan untuk ritual. "Bisa dikatakan ada yang bermain santet oleh seseorang. Kami akan selidiki lebih lanjut, karena ini meresahkan warga," ujarnya.

Ahli forensik yang menguasai patologi dan toksikologi, dr Djaja Surya Atmadja

Ditanya Apakah Pernah Menangani Pasien Korban Santet? Ini Kata Dokter Forensik Djaja Surya Atmadja

Sebagian masyarakat Indonesia masih mempercayai keberadaan Santet. Santet biasa dilakukan dengan bantuan seorang dukun dengan memasukkan benda asing ke tubuh korban.

img_title
VIVA.co.id
16 Mei 2024