Warga Sembuh dari COVID-19 Disambut Hadrah, Bukti Tak Ada Pengucilan

Sejumlah remaja di satu kelurahan di Kota Malang, Jawa Timur, menabuh rebana untuk menyambut dua orang tetangga mereka yang baru pulang setelah sembuh dari COVID-19 pada Rabu, 22 Juli 2020.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Masyarakat di Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, memperlihatkan toleransi dan dukungan terhadap dua orang tetangga mereka yang sempat terjangkit COVID-19. Kedua orang itu merupakan pasangan suami-istri Hartoyo (54 tahun) dan Sukati (52).

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

Hartoyo dan Sukati baru pulang dari rumah karantina di Jalan Kawi, Kota Malang, pada Rabu, 22 Juli 2020. Mereka diisolasi di sana selama dua pekan.

Sebelum masuk ke rumah karantina, mereka menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah, Kota Malang, selama tiga pekan. Total lima pekan mereka meninggalkan rumah.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Rencana kepulangan mereka disambut baik oleh warga sekitar. Orang-orang berkumpul dan berbaris menyambut mereka serta melantunkan selawat Asyghil, sebagai ungkapan turut gembira karena tetangga mereka sudah sembuh. Tabuhan rebana dengan musik hadrah memeriahkan penyambutan itu.

"Semoga tidak ada lagi yang seperti ini. Terima kasih atas semua bantuan dan suntikan semangat dari warga. Karena sudah membantu sejak proses penyembuhan di karantina semoga Allah memberi berkah kepada kita semua," kata Hartoyo.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Baca: Salah Satu Bayi Kembar Pasien COVID-19 di Malang Meninggal Dunia

Setelah berselawat dan menabuh hadrah untuk Hartoyo dan Sukati, warga memberikan bantuan berupa bahan pokok dan minuman sebagai bentuk penyambutan. Kepedulian mereka sebagai wujud pelukan hangat untuk merangkul kembali dua tetangganya yang mampu melewati masa karantina dan sembuh. Penyambutan ditutup dengan ramah-tamah tetapi tanpa berjabat tangan.

"Kami ingin menciptakan kebersamaan agar yang bersangkutan juga tidak minder. Pasien COVID-19 jangan dikucilkan tetapi mereka butuh bantuan kita. Stigma bahwa pasien COVID-19 dikucilkan, itu tidak terbukti di daerah kami," ujar Lurah Kiduldalem, Iik Atya.

Iik menyebut, penyambutan ini sebagai edukasi untuk warganya agar tidak ada lagi stigma negatif untuk pasien COVID-19. Di kelurahan itu ada sembilan warga yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Dia meminta warga yang positif tidak perlu minder. Mereka diminta fokus penyembuhan; jika telah dinyatakan negatif COVID-19, maka dipastikan warga akan menerima kembali dengan tangan terbuka. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya