Sehari 7 Orang Tewas di Perlintasan Kereta di Jatim, Ini Imbauan Polda

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Tujuh nyawa melayang di dua perlintasan kereta api (KA) di Jawa Timur pada Senin, 17 Agustus 2020. Kepolisian Daerah Jawa Timur mengimbau masyarakat dan pengendara selalu berhati-hati ketika di jalan raya, terutama di perlintasan kereta api.

Detik-detik Mengerikan Carry Merah Berisi Satu Keluarga Dihantam Kereta Api di Madiun

Peristiwa kecelakaan pertama terjadi di perlintasa kereta tanpa palang pintu di Dusun Gempolan, Desa Baye, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, sekira pukul 08.45 WIB. Saat itu, mobil Isuzu Panther bernopol AG 1389 GN berisi tiga orang melaju dari barat ke timur.

Di saat bersamaan, KA Dhoho relasi Surabaya-Blitar melaju dari arah utara ke selatan. Tabrakan pun tak terelakkan. Mobil ditabrak kereta hingga terseret 300 meter. Pengemudi mobil, Suwito (65 tahun), dan istrinya, Nur Kotim (55), warga Gampengrejo, dan Etik (50), warga Mojoroto, Kota Kediri, meninggal dunia.

Minibus Tertabrak Kereta Api di Brebes, Penumpang Tewas Terseret Hingga 10 Meter

Baca: Kereta Tabrak Mobil di Sidoarjo, Kedua Orang Tua dan 2 Anaknya Tewas

Peristiwa kedua terjadi sekira pukul 13.05 WIB di perlintasan kereta Gilang, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Mulanya, mobil Toyota Kijang LGX berwarna biru yang dikemudikan Mahendra Wicaksono (39 tahun), warga Jojoran, Kelurahan Mojo, Gubeng, Surabaya, melaju dari selatan ke utara.

Pemudik Harus Hati-hati, Ada 19 Perlintasan Kereta Api di Brebes Tanpa Palang Pintu 

Sesampai di perlintasan kereta Gilang, tiba-tiba KA Sritanjung relasi Yogyakarta-Surabaya melaju dengan kecepatan tinggi, sementara mobil berpenumpang lima orang sekeluarga itu sudah telanjur berada di tengah rel. "Kebetulan posisi palang pintu tidak tertutup," kata Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polresta Sidoarjo, AKP Sugeng Sulistyono.

Tak terelakkan, kereta pun menyeruduk bodi mobil tersebut hingga terseret 27 meter dan ringsek. Tiga orang meninggal dunia di lokasi kejadian, yaitu Mahendra, istrinya Nina Pramudianasari (38), dan anak kedua mereka, Azam (4). Anak ketiga Mahendra, Abizal (3), meninggal kemudian setelah sempat dirawat di rumah sakit terdekat.

Satu lagi korban luka yang masih dalam perawatan di rumah sakit, yaitu anak pertama Mahendra, yakni Ardian (8). Polisi sudah melakukan olah TKP dan memeriksa saksi-saksi.  Dugaan sementara, kecelakaan terjadi karena penjaga palang pintu tidak segera menutup palang pintu saat ada penanda bunyi klakson panjang.

Menanggapi dua kecelakaan maut itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko mengimbau masyarakat agar selalu waspada ketika berkendara dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

"Patuhi rambu rambu lalu lintas serta khususnya di area area persinggungan jalan raya dan jalur rel kereta api; jangan menerobos serta perhatikan betul petugas lapangan atau portal perlintasan kereta api," kata Trunoyudo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya