205 Penghafal Alquran Ikut Seleksi Calon Imam di Uni Emirat Arab

Ilustrasi salat berjamaah.
Sumber :
  • Diki Hidayat

VIVA – Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama menggelar seleksi calon imam untuk ditempatkan di Uni Emirat Arab (UEA). Total ada 205 penghafal Alquran (hafiz) yang mendaftar seleksi calon imam. Termasuk di dalamnya, delapan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di luar negeri.

Seleksi calon imam masjid luar negeri ini dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung di Jakarta, 8–10 November, diikuti 90 peserta. Seleksi ini dibuka oleh Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin. 

Tahap kedua akan diikuti 115 peserta dan kemungkinan dilaksanakan setelah penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional di Sumatera Barat.

Baca juga: Di Bandara Arab, Habib Rizieq: Sampai Bertemu di Tanah Air

“Total ada 205 peserta yang mendaftar dan terverifikasi memenuhi persyaratan,” kata Kamaruddin Amin di Jakarta, Senin, 9 November 2020. 

Menurut Kamaruddin, penyelenggaraan seleksi bagian dari implementasi kerja sama yang bertujuan memperluas dan memperkuat hubungan Indonesia dan UEA.

“Calon imam masjid ini akan diproyeksikan sebagai Duta Bangsa Indonesia dan pahlawan devisa karena mereka akan bekerja sebagai imam di UEA,” tuturnya.

Sehubungan dengan itu, UEA telah menetapkan kriteria imam yang dipersyaratkan. Calon imam harus hafal Alquran 30 Juz, sehat jasmani dan rohani, menguasai ilmu tajwid (teori dan praktik), serta memiliki suara yang fasih dan merdu.

Jemaah Salat Id di Bantul Bubar Dipicu Khatib Ceramah Pemilu Curang, Begini Respons Kemenag

“Calon imam memungkinkan berkomunikasi dalam bahasa Arab,” ujar Kamaruddin.

Kriteria lainnya yang dipersyaratkan adalah memahami hukum fiqh, memiliki pemikiran yang jernih, tidak tergabung dalam partai politik, serta memahami retorika dakwah dan mampu berkhutbah. Peserta juga harus memiliki akhlak yang baik serta berfaham Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan Manhaj Wasathiyah. 

Presiden Jokowi: Selamat Idul Fitri 1445 H, Semoga Kita Bisa Saling Memaafkan

“Peserta harus menyiapkan dokumen ke luar negeri, sudah berkeluarga atau umur minimal 25 tahun. Para imam yang lulus seleksi akan bertugas di UEA mulai tahun 2021 selama tiga tahun,” jelasnya.

Sebagai dewan juri dalam seleksi ini adalah Direktur Penais Juraidi, KH Muhsin Salim, KH Ilhamuddin Qosim, KH Luthfi Fathullah, dan Udin Saefuddin.

Menag Yaqut: Masyarakat Bisa Lebaran Bersama-sama

Kamaruddin berharap ke depan program ini dapat dilaksanakan, bukan hanya saja bekerja sama dengan UEA, tetapi juga  negara Timur Tengah lainnya. (ase)

Sekjen Kemenag Ali Ramdhani dan Plt Dirjen Pendidikan Islam bertemu Direktur IEP

Gandeng IEP, Kemenag Buka Peluang Sinergi dengan Perguruan Tinggi Amerika

Pembahasan rencana bersinergi ini berlangsung di Kantor Pusat Kementerian Agama (Kemenag) RI, Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024