Pasien COVID-19 di RSUD Pamekasan Membeludak

Rapid Test Antigen (ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Direktur RSUD dr Slamet Martodirjo Pamekasan, Jawa Timur, dr Farid Anwar, menyatakan pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit itu membeludak sehingga perlu membuat tenda darurat untuk penanganan pasien.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

"Tenda darurat untuk layanan UGD, karena ruang UGD kami konversi untuk dijadikan tempat perawatan pasien COVID-19. Ruang isolasi yang kami sediakan sebelumnya, sudah tidak bisa menampung pasien yang terus berdatangan," kata Farid, Rabu sore, 20 Juni 2021.

Farid menuturkan, awalnya RSUD Pamekasan menyediakan sebanyak 14 ranjang untuk pasien COVID-19, lalu ditambah 18, 15 dan 10, hingga akhirnya menjadi 88 tempat tidur.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Tapi saat ini, semua tempat sudah penuh, sehingga kami harus mengkonversi ruang UGD menjadi ruang isolasi pasien COVID-19, dan layanan UGD ditempatkan di tenda darurat di halaman rumah sakit ini," kata Farid, menjelaskan.

Selain di RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan, di dua rumah sakit lainnya, yakni di RSUD Waru dan Rumah Sakit Moh Noor milik Pemprov Jatim yang ada di Pamekasan juga penuh.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Di RS Waru kapasitas tampung pasien COVID-19 sebanyak 10 bed dan RS Moh Noor juga 10 ranjang dan semuanya juga penuh dengan pasien COVID-19.

Humas Satgas COVID-19 RSUD dr Slamet Martodirjo Pamekasan dr Syaiful Hidayat menjelaskan kasus COVID-19 pada gelombang kedua yang menyerang warga sekarang lebih ganas dibanding sebelumnya.

"Banyak pasien yang baru tiba di RSUD Pamekasan, hanya dalam hitungan jam, langsung meninggal dunia. Kasus mirip seperti yang di Bangkalan," kata Yayak, sapaan karib dr Syaiful Hidayat itu.

Yayak juga menjelaskan, pihaknya juga telah mengirim sampel dari penderita COVID-19 yang meninggal dunia ke RSUD Dr Soetomo Surabaya, tetapi hingga kini belum diketahui, karena pemeriksaan laboratorium di rumah sakit yang menjadi rujukan se-Jawa Timur itu masih antre. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya