Boni Hargens: Hasil Kajian LPI, Kepala BIN Kinerja Terbaik

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan (ketiga kiri) berbincang dengan Wakil Kepala BIN Teddy Lhaksmana (ketiga kanan) seusai mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Kinerja Badan Intelijen Negara (BIN) di bawah kepemimpinan Budi Gunawan, menurut studi Lembaga Pemilihan Indonesia (LPI), adalah sebagai yang terbaik. 

Kepala BIN Lepas Jakarta BIN dan STIN BIN Untuk Proliga 2024, Megawati Ungkap Harapan

Direktur LPI Boni Hargens menjelaskan, menempatkan BIN sebagai yang terbaik untuk performa jajaran Kabinet Indonesia Maju, berdasarkan hasil riset kualitatif dengan wawancara mendalam sejumlah pakar yang dilakukan selama Januari-Juni 2021. 

Boni menjelaskan, LPI ingin mengukur kinerja kabinet dalam merespon pandemi COVID-19. Hasilnyam didapat bahwa performa BIN dibawah komando Budi Gunawan adalah yang terbaik. 

Kepala BIN: Kita Sangat Optimis, Tim Voli BIN Bisa Jadi Juara Proliga 2024

Dia menjelaskan, ada tiga indikator yang diukur. Yakni pertama leadership, kedua policies, dan ketiga responsif. Menurutnya indikator ini lazim digunakan oleh negara-negara demokrasi yang lebih mapan.

Baca juga: Puan Ingatkan Pemda Jujur Soal Kondisi COVID-19 di Daerahnya

PYCH Binaan BIN Buat Kegiatan Rutin di Papua: Pengembangan Wisata hingga Usaha

Jelas dia, indikator leadership memberi kontribusi 30 persen kepada nilai kinerja, indikator policies menyumbang 20 persen, dan indikator responsiveness diberi porsi terbesar yaitu 50 persen dari total pengukuran. 

“Penentuan ini menunjukkan bahwa LPI menitikberatkan pada sektor daya tanggap dalam mengukur kualitas performa para menteri dan pimpinan lembaga negara,” jelas Boni dalam keterangannya, Kamis 8 Juli 2021.

Berdasarkan indikator tersebut, jelas Boni, BIN secara institusi sejak di bawah Budi Gunawan telah memberikan perubahan yang signifikan. Meski kerja badan ini adalah senyap, tetapi menurut Boni, mereka cukup responsif terhadap pandemi COVID-19 ini.  

Hal itu terjadi lantaran dari ketiga dimensi indikator itu, Kepala BIN berada pada skor tertinggi yang relatif sama hasil penilaiannya dengan kinerja Panglima TNI dan Kapolri. 

“Dari survei kualitatif itu, didapati keterangan dan informasi bahwa banyak program dan kegiatan yang dijalankan BIN dalam menangani pandemi COVID-19 yang barangkali tidak banyak orang tahu. Kerja sama dengan berbagai pihak eksternal dalam menyediakan rapid test gratis untuk masyarakat, ketersediaan mobil keliling di sejumlah kota besar untuk memberikan layanan tes gratis bagi masyarakat, pengadaan posko bantuan di berbagai kota, dan berbagai kegiatan lain yang sangat krusial dan efektif untuk menekan potensi keterpaparan warga dari virus Corona,” jelas Boni. 

Juga mengenai keamanan di daerah yang memang rawan konflik. Seperti di Papua, maupun mengenai beberapa peristiwa terorisme seperti di Makassar. 

“Para pakar dari berbagai latar yang kami wawancarai mendalam, menyebutkan bahwa di hampir semua indikator kinerja, Kepala BIN, Pak BG (Budi Gunawan) sangat optimal untuk menciptakan stabilitas keamanan di daerah rawan konflik, utamanya konflik bersenjata," katanya. 

Sesuai juga dengan kerja BIN yang senyap, tetapi kerjanya tuntas. Termasuk menurut Boni, adalah pasca pilpres yang bisa berakhir dengan damai, tak lepas dari peran Kepala BIN Budi Gunawan.

"Selain itu hubungan BG yang baik dengan institusi lain seperti Polri dan TNI dinilai bermanfaat dalam kolaborasi antarinstitusi negara untuk menciptakan situasi yang aman. Meskipun jarang terekspos, itulah ciri khas intelijen, bekerja dalam senyap, namun berhasil tuntas. Fungsi kolaborasi, koordinasi, kebijakan, langkah serta daya tanggap dan bahkan di hampir semua indikator yang kami kategorikan itu rating Pak BG berada di skor tertinggi,” jelas Boni. 

Metodologi studi ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dikuantifikasikan dalam rangka menyederhanakan realitas kinerja kabinet yang kompleks.
 
“Tentu saja tidak ada kajian sempurna untuk menangkap betapa kompleksnya persoalan kinerja institusi negara," katanya. 

Metode ini menurut Boni, juga diterapkan oleh lembaga watchdog internasional seperti Freedom House di Washington, Amerika Serikat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya