Logo ABC

Aparat Keamanan Disebut Jadi Ganjalan Warga Papua Mau Divaksin

Warga menerima suntikan vaksin COVID-19 dosis pertama di Agats, Asmat, Papua, Kamis (01/07/2021). (Supplied: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Warga menerima suntikan vaksin COVID-19 dosis pertama di Agats, Asmat, Papua, Kamis (01/07/2021). (Supplied: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Sumber :
  • abc

Ia bisa memahami kecurigaan ibunya, yang mengalami dan menyaksikan kekerasan aparat di Papua sejak tahun 1970an sampai sekarang.

Salah satu tokoh gereja di Papua, Pendeta Benny Giay, mengatakan pelibatan aparat TNI dan Polri dalam pelaksanaan program vaksinasi juga menjadi salah satu pertimbangan banyak jemaatnya untuk tidak divaksinasi.

"Ini anggapan umum dan persoalan besar."

"Kami tahu COVID ini penting dan berbahaya, tapi kami [pihak gereja] hanya bisa mempromosikan soal protokol kesehatan, 3M, hanya itu," ujar Pendeta Benny.

Ia juga menyayangkan ketidakpekaan Presiden Joko Widodo yang beberapa waktu yang lalu memerintahkan Badan Intelijen Nasional (BIN) untuk mengetuk pintu-pintu rumah warga agar divaksinasi.

Dengan riwayat konflik dan kekerasan di tanah Papua selama ini, Benny menilai arahan ini tidak bijak, mengingat trauma sebagian besar warga.

"[Kebijakan] ini bukan hanya tidak sensitif, tapi saya sampai ke tahap mencurigai itu [dilakukan] secara sistematis, " ujarnya.

"Karena [Pemerintah] Indonesia secara intelek sudah tahu orang Papua akan merasa terteror tetapi memaksakan dengan polisi dan tentara, ini sendiri cara untuk membunuh orang Papua lagi."