Logo BBC

Varian Baru Lebih Menular, COVID-19 di RI Bisa Tembus 400.000 Kasus

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan cakupan vaksinasi yang masih rendah ditambah penerapan protokol kesehatan serta pelacakan kasus yang melemah sudah cukup membuat Indonesia berpotensi mengalami lonjakan kasus gelombang ketiga apabila mobilitas masyarakat tidak dibendung.

"Potensi gelombang ketiga bisa terjadi, besar kemungkinan terjadi. Tetapi kalau bicara besarannya, tingkat keseriusannya, dampaknya, ini tidak akan seperti gelombang kedua," ujar Dicky,

Namun, senada dengan Windhu, Dicky berpendapat situasi bisa menjadi lebih buruk apabila muncul varian super yang lebih menular dibanding Delta.

Menurut dia, kemunculan varian Omicron yang masih dipelajari lebih lanjut oleh para peneliti akan membuat situasi pandemi di dunia, termasuk Indonesia, menjadi semakin kompleks dan sulit diprediksi.

"Sekarang ceritanya agak lain, kita harus melihat perkembangan dua sampai empat minggu ke depan terkait Omicron ini. Kalau dia lebih infeksius saja, lebih menular, itu sudah tanda buruk karena bisa membebani fasilitas kesehatan," kata Dicky kepada BBC Indonesia.

Dia merekomendasikan agar pemerintah memitigasi risiko ini dan berhati-hati dalam mengambil kebijakan pengendalian pandemi hingga kuartal pertama 2022.

Sementara itu, epidemiolog Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani, meminta pemerintah tidak hanya melakukan pemeriksaan genomik pada pendatang dari luar negeri, namun juga melacak sampel-sampel kasus Covid-19 di dalam negeri untuk memastikan bahwa varian Omicron betul-betul belum masuk ke Indonesia.

"Identifikasi terkait kemunculan Omnicron ini harus diidentifikasi dari sampel-sampel yang sudah dikoleksi, dari orang-orang yang sudah terpapar," kata Laura.

"Jangan sampai seperti varian Delta yang sudah menyebar baru kita identifikasi. Dengan kasus yang belum melonjak pun kita harus waspada," lanjut dia.