Jelang Idul Adha, Kasus PMK di Jatim Meningkat

(Foto Ilustrasi) Petugas mengecek Sapi Ternak soal Wabah PMK.
Sumber :
  • VIVA/Diki Hidayat

VIVA – Wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) di Jawa Timur, terbilang semakin parah. Berdasarkan data terbaru, sebanyak 50.971 hewan ternak dilaporkan terinveksi PMK. Padahal, tak lama lagi bakal ada perayaan Idul Adha, momen konsumsi masyarakat atas daging sapi dan kambing meningkat tajam.

Khofifah Sudah Jalin Komunikasi, PDIP Akan Ikut Mendukungnya di Pilgub Jatim?

Kepala Dinas Peternakan Jatim, Indah Aryani mengatakan, angka 50.971 kasus PMK itu adalah data per Jumat, 10 Juni 2022. Dari jumlah itu, 5.867 ekor di antaranya sudah dinyatakan sembuh, 208 ekor mati dan 178 ekor dipotong karena terpapar PMK. 

“Sementara saat ini ada 44.718 ekor yang masih sakit dan dalam masa perawatan,” katanya kepada wartawan, Senin, 13 Juni 2022.

Santri di Lamongan Diduga Diikat dan Dibanting, Begini Faktanya

Adapun 50.971 hewan yang terjangkit kasus PMK itu, tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Jatim. Yakni di empat daerah kategori wabah, Kabupaten Sidoarjo, Lamongan, Gresik, dan Kabupaten Mojokerto. 

Sisanya tersebar di 27 kabupaten/kota kategori tertular, yakni di Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jombang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Jember, Magetan, Kota Surabaya.

DPD RI Bangun Kantor Perwakilan di Jatim, LaNyalla: Ini Pertama dalam Sejarah

Kemudian di Tuban, Bojonegoro, Bangkalan, Kabupaten Madiun, Sumenep, Sampang, Kabupaten Kediri, Nganjuk, Ponorogo, Bondowoso, Kota Malang, Kota Probolinggo, Situbondo, Kota Kediri, Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Trenggalek, dan Pacitan.

Adapun daerah tertinggi kasus PMK ialah di Kabupaten Lumajang sebanyak 5.536 ekor, Malang 5.400 ekor dan Probolinggo 5.022 ekor. Hanya tujuh kabupaten/kota yang sampai saat ini dinyatakan bebas PMK, yaitu Kabupaten Pamekasan, Kota Pasuruan, Kota Blitar, Tulungagung, Ngawi, Kota Madiun, dan Kota Mojokerto.

Indah mengaku, kini pihaknya terus berupaya melakukan pengobatan ke hewan ternak yang terpapar PMK. Mulai dari memberi analgesik hingga vitamin, sembari menunggu produksi vaksin PMK yang dilakukan oleh Pusvetma Surabaya.

"Selain itu, kami juga melakukan vaksinasi yang didahulukan adalah sapi perah terlebih dulu kemudian baru sapi potong,” katanya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya