Keluarga Bangga Usman Dijadikan Nama Kapal Perang RI

KRI Cut Nyak Dien
Sumber :
  • http://ardanwidayat.blogspot.com
VIVAnews
Resmi Debut di Auto China 2024, Begini Spesifikasi Jaecoo J7 PHEV
– Pemerintah Republik Indonesia berkukuh menggunakan nama Usman-Harun sebagai nama kapal fregat baru TNI Angkatan Laut yang dibeli dari Inggris. Usman dan Harun adalah pahlawan nasional RI yang mengebom MacDonald House di Orchard Road, Singapura, tahun 1965, pada periode konfrontasi Indonesia-Malaysia – di mana saat itu Singapura masih menjadi bagian dari Malaysia.

Pemprov DKI Siapkan 5 Juta Blanko e-KTP untuk Pemilih Pemula di Pilkada 2024

Keluarga Usman di Desa Jatibasa, Purbalingga, Jawa Tengah, begitu bangga dengan Usman. Mereka mengenang Usman yang bernama asli Janatin sebagai prajurit pemberani yang menyusup ke Singapura bersama rekannya, Harun. Mereka berdua berhasil meletakkan bom di pusat kota Singapura. (Baca: )
Video Pengendara Honda ADV Terjatuh Akibat Potong Jalan Sembarangan


Pemerintah Singapura akhirnya menangkap keduanya dan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka. Namun nama Usman dan Harun tetap abadi karena Indonesia menganugerahkan gelar pahlawan nasional. Kini penghormatan negara atas keduanya makin kokoh dengan disematkannya nama Usman dan Harun pada KRI yang akan tiba di tanah akhir 2014 ini.


“Usman bukan hanya kebanggaan keluarga, tapi kebanggaan warga Purbalingga. Usman dijadikan nama yayasan pendidikan Taman Kanak-kanak di desa ini. Dia juga menjadi simbol keberanian pemuda,” kata Hartoyo, paman Usman, di Purbalingga, Senin 10 Februari 2014.


Hartoyo mengatakan, Usman masih sangat muda ketika tewas digantung di Singapura, 25 tahun. Kini rumah sederhana Usman di Purbalingga dijadikan museum oleh TNI. Di dalamnya, tersimpan barang peninggalan Usman seperti foto-foto dan surat terakhir dia.


Keluarga mengatakan, Usman adalah putra bangsa yang gugur dalam menjalankan tugas negara. Oleh sebab itu mereka berharap nama Usman tetap diabadikan menjadi nama Kapal RI meski ada keberatan dari Singapura. (umi)


Laporan: Sonik Jatmiko, antv Purbalingga
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya