Sumber :
- Vivanews/DikiH
VIVAnews
- Memang inilah risiko menjadi seorang Polwan, setiap menjelang dan paskalebaran, sejak H-7 hingga H+7, harus rela berpanas-panasan atau hujan-hujanan demi mengatur arus lalulitas Lebaran agar tetap lancar. Bahkan, mereka rela tak bertemu dengan keluarga demi membantu kelancaran para pemudik saat berlebaran.
Kompol Tinni Supartini Wijaya, dari kantor Polsek Tarogong, menjabat sebagai Kepala Pos Pengamanan Tarogong, Garut, untuk ketiga kalinya. Ibu tiga anak ini mengaku setiap Lebaran hanya bertemu keluarga besar, suami, dan anak-anaknya di rumah orang tuanya di Kecamatan Cilawu Garut saat hari H Lebaran hanya dalam waktu tidak lebih dari 5 jam.
"Setelah bersalaman, bermaaf-maafan dengan ibu saya, suami dan anak-anak serta keluarga besar, saya langsung kabur lagi ke Pos Pam," ujar Tinni, Sabtu 2 Agustus 2014 kepada
VIVAnews
.
Bagi seorang perempuan, memang dirasakan cukup berat karena harus mengendalikan 20 Pos Garut. Wilayah Tarogong sangat rawan kemacetan pada arus balik Lebaran. Tarogong memiliki objek wisata primadona yaitu Cipanas, Tarogong.
"Walaupun berat, saya jalani. Ini sudah menjadi tugas saya sebagai Kapospam," ungkap Tinni.
Baca Juga :
Andien Akan Manggung di International Golo Mori Jazz 2024: Ingin Tunjukan Keindahan Indonesia
Baca Juga :
Momen Jokowi Gowes Sepeda Bambu di Mataram
one way
," ucapnya.
Dia memaparkan, di wilayah Tarogong, yang menjadi simpul kemacetan saat berlangsung arus Lebaran di antaranya pertigaan Samarang, jalur masuk Cipanas, arah Kantor Kecamatan Lama, Jalur masuk Cipanas Otista dan Jalur masuk Cipanas di Ikan Mas.
"Di samping itu, simpul kemacetan lainnya adalah di Bunderan Tarogong hingga Ikan Mas, karena adanya aktivitas sentra oleh-oleh Garut dan kendaraan tradisional delman, kemudian di pertigaan STM karena adanya jalan menyempit," jelas Tinni.
Tinni berharap tahun ini untuk tugas pengaturan arus lalu lintas di kawasan Tarogong bisa berjalan lancar. Bercermin dari pengalaman sebelumnya, pihaknya sudah menyiapkan berbagai rekayasa pengaturan arus lalulintas walaupun antrean kendaraan masih saja terjadi.
"Ya, kami sudah menyiapkan strategi pengaturan agar tak terjadi kemacetan yang mengunci," tuturnya.
Istri dari Kompol Tedy Wijaya ini mengaku bahwa walaupun berat mengemban tugas tak bertemu dengan keluarga, akan tetapi atas dorongan dari suami dan ketiga anaknya, yaitu Randy Andy Wijaya (26), Egy Prestya Wijaya (24), dan Putri Prastya Wijaya (22), Tinni tetap semangat bertugas dalam operasi ketupat.
"Alhamdulillah anak dan suami saya mengerti walaupun tak sempat bertemu ibunya," imbuh Tinni sambil tersenyum.
"Kebetulan anak-anak saya sudah lulus kuliah semua dan sudah bekerja, jadi saya lebih leluasa bertugas," ujar Tinni. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
one way