Menkumham Siap Cabut Kewarganegaraan Warga yang Perang di Timteng

Bendera kelompok ISIS
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly, mengatakan akan mencabut hak kewarganegaraan warga Indonesia, jika mereka terbukti berperang bersama kelompok militan di Timur Tengah.

Namun, dia menyebut, tidak bisa begitu mencabut kewarganegaraan seseorang tanpa disertai bukti yang kuat. 

Demikian ungkap Yasonna, ketika ditemui media usai menghadiri ulang tahun emas Partai Golkar di Gedung Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, semalam.

Dia pun menggelar rapat dengan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Tedjo Edhy Purdijatno, untuk membahas mengenai isu tersebut. Dia menyebut, akan ada rapat lanjutan dengan instansi lain yang terkait. 

Cathy Sharon Ungkap Gak Pernah Doa Minta Jodoh Meski Lama Menjanda, Ini Alasannya
"Kami akan melanjutkan dengan rapat bersama Kepala BIN, Jaksa Agung, dan beberapa Kementerian terkait hal ini," kata dia.

3 Layar LED Videotron Meriahkan Nobar Timnas Indonesia U-23 di Balai Kota Semarang
Dia menambahkan, sudah meminta kepada Kapolri Jenderal Sutarman, mengenai data keterlibatan WNI dalam perang Timur Tengah. 

Abah Anton Ngaku Tak Kapok Maju Pilkada Kota Malang: Ulama Milih Kita untuk Lakukan Perubahan
"Kalau memang secara jelas terbukti berperang di negara lain, maka sudah cukup bagi kami untuk mencabut hak kewarganegaraanya. Tetapi, kami perlu menilai masing-masing individu dan harus disertai bukti keterlibatannya," tambah Yasonna. 

Sementara itu, agar tidak ada lagi kecolongan WNI yang berangkat ke daerah Timur Tengah untuk berperang bersama kelompok Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS), dia meminta kepada pihak imigrasi untuk menyeleksi ketat individu yang akan berangkat ke area itu. 

"Saya telah meminta kepada mereka untuk bertanya secara detail warga kita yang jelas-jelas ingin ke sana, tujuannya ke mana selama di sana, lihat apa pekerjaannya, dan latar belakangnya," kata Yasonna. 

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Sutarman, pada awal Agustus lalu memastikan ada sekitar 56 WNI yang bergabung ke dalam ISIS. Bahkan, berdasarkan penyelidikan Polri, tiga orang di antaranya telah tewas. 

Sutarman juga menyebut sudah mengidentifikasi WNI yang bisa sukses menjejakkan kaki di sana. "Mereka kan berangkat ke Suriah melalui negara kedua atau ketiga," ujarnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya