Intelijen Masih Enggan Berbagi Data

Dialog Intelijen
Sumber :
VIVAnews
- Informasi data intelijen yang dimiliki masing-masing lembaga belum terkoordinasi dan masih muncul ego sektoral. Padahal, bila informasi itu dapat sinergi atau memiliki fusi intelijen, akan sangat bermanfaat bagi keberhasilan tugas utama intelijen.


Lembaga intelijen yang ada antara lain Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis TNI (Bais), Badan Intelijen Keamanan Polri (Baintelkam),  Lembaga Sandi Negara, intelijen Kejaksaan, dan intelijen Bea Cukai.


Hal itu dipaparkan peneliti intelijen Sulistyo dalam
Dialog Fusi Intelijen
yang diselenggarakan Unit Ventura Pascasarjana Universitas Indonesia, 17 Desember 2014, di Kampus UI Salemba, Jakarta.


Hadir sebagai pembicara dalam forum tersebut, sejumlah tokoh di bidang intelijen, seperti Laksda TNI (Purn) Robert Mangindaan, Mayjen TNI (Purn) Dadi Susanto, dan Dr. Thony Saut Situmorang (Staf Ahli Kepala BIN). Acara dimoderatori Muradi dan dihadiri puluhan praktisi serta akademisi di bidang intelijen.


“Jika informasi itu dapat sinergi atau memiliki fusi intelijen, akan sangat bermanfaat bagi keberhasilan tugas utama intelijen,” ujar peneliti intelijen Sulistyo.


Sulistyo yang merupakan lulusan S2 Kajian Strategis Intelijen UI mencontohkan, informasi tentang potensi bencana alam di Jawa Tengah sebenarnya jauh-jauh hari sudah dipetakan. Namun sayang, informasi itu tidak terdistribusikan dengan baik ke komunitas intelijen, sehingga terlambat dilakukan pencegahan.


“Contoh lain misalnya peta titik titik api atau
hot spot
di hutan-hutan sawit Kalimantan, itu sudah ada datanya di intelijen geospasial, namun tidak terbagi dengan baik sehingga antisipasi terlambat,” katanya.


Mantan perwira Bais Laksma (Pur) Robert Mangindaan mengakui kultur dan
behavior
intelijen Indonesia masih ego sektoral. “Masih ada perasaan enggan berbagi dengan yang lain. Kalau ada yang minta data,
eh
siapa
elu
? Kok enak saja. Mental ini yang harus diubah,” katanya.


Robert meyakini jika ego sektoral itu bisa dihilangkan, koordinasi antar lembaga intelijen makin baik. “Hasilnya, masyarakat yang merasakan. Indonesia tetap damai, aman, itu kan kerja intelijen,” katanya.

Potret Mesra Pernikahan Virzha dan Sausan Sabrina, Ijab Kabul Pakai Bahasa Arab

Staf Ahli Kepala BIN Dr. Thony Saut Situmorang menilai gagasan fusi informasi intelijen sangat bermanfaat bagi pemerintah. “Tiap lembaga intelijen mempunyai informasi–informasi yang khas dan detail. Jika ini disatukan, akan sangat berguna bagi
Oposisi Akan Jadi Minoritas dan Kandidatnya Hanya PKS-PDIP, Menurut Peneliti Senior BRIN
end user
dalam hal ini Presiden sebagai pengambil kebijakan,” katanya.
Codeblu Belum Bayar Utang Rp500 Juta, Aline Adita Ancam Bakal Sita Asetnya


Saut mencontohkan, informasi dari intelijen imigrasi tentang seseorang yang pergi ke Suriah bisa sangat berguna bagi intelijen Polri terkait pencegahan terorisme. “Jika dilihat sepotong-sepotong mungkin terlihat data biasa, tapi bagi lembaga intelijen lain itu bisa sangat bermanfaat,” katanya.

Agar ide itu bisa berjalan, fusi informasi intelijen bisa dilakukan dengan dua cara.
Pertama
, memaksimalkan fungsi BIN sebagai badan yang punya wewenang koordinasi. “Atau membentuk semacam lembaga baru yang nanti langsung bertanggung jawab pada Presiden dan berwenang meminta informasi intelijen dari setiap lembaga,” katanya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya