Fakta Mengerikan, Jeritan Kesakitan Engeline Sebelum Dibunuh

Engeline, bocah SD yang tewas terbunuh di Bali
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
VIVA.co.id -
Pembunuhan Engeline, Agus Tay Dituntut 12 Tahun Penjara
Berbagai fakta seputar pembunuhan Engeline satu per satu mulai terkuak seiring dengan bergulir persidangan perkara pembunuhan sadis itu di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Bali.

Kakak Angkat Engeline Terlibat Keributan di Sidang

Dalam persidangan Selasa 3 November 2015, saksi kasus pembunuhan Engeline dengan terdakwa Agus Tay Hamba May mengungkap fakta mengerikan.
Menteri Yohana Dukung Pembuatan Film Bocah Engeline


Saksi pengungkap fakta tersebut adalah Susiani dan Rahmat Handono. Susiani dan Handono merupakan pasangan suami istri yang tinggal di indekos yang disewakan Margriet. Kamar yang mereka sewa berhadapan dengan kamar Margriet.

Dalam kesaksiannya di hadapan Majelis Hakim PN Denpasar, Susiani mengaku setiap hari mendengar rintihan kesakitan Engeline.

Ia mengaku tak tahu apa yang sedang terjadi pada Engeline saat itu. Yang pasti, kata Susiani, Engeline menangis dan berteriak keras sembari memohon belas kasihan Margriet.

"Tiap hari kalau tidak pagi, malam hari saya dengar Engeline menjerit. 'Sakit mami. Cukup mami'," kata Susiani.

Bukan sekali dua kali. Susiani dan Handono mengaku, hampir tiap hari mendengar hal serupa. Bahkan, suatu ketika, Susiani mengaku dalam sehari tiga kali mendengar jerit rintihan tangis kesakitan Engeline.

Sehari sebelum Engeline dibunuh pada 16 Mei, Susiani juga mendengar jerit rintihan Engeline. "Waktu itu pukul 08.00 Wita. Saya dengar Engeline berteriak sama, 'Cukup mami. Sakit mami"," kata Susiani.

Susiani dan Handono lantas pergi untuk suatu keperluan. Sesampainya kembali di kamar indekos, ia bertemu Agus. "Agus cerita kalau dia melihat Engeline berdarah. Darah keluar dari hidung dan telinga Engeline," katanya.

Selanjutnya... Lubang kematian Engeline...
Engeline, bocah SD yang tewas terbunuh di Bali

Pembunuh Engeline Dituntut 12 Tahun Penjara

Agus Tay salah satu pelaku pembunuhan.

img_title
VIVA.co.id
2 Februari 2016